Tuesday, September 25, 2012

It's All About The Mon(k)ey


Tau kan lagu Meja yang berjudul "All 'Bout The Money"? Kira-kira itulah alasan utama kenapa gw koq rajin-rajin banget submit paper sana-sini. Toh, menurut salah satu talkshow tentang wirausaha yang pernah gw hadiri, konon, katanya : 
Tekuni pekerjaan yang kamu senengin dan buat agar orang membayar untuk kesenangan itu..
Naah kan pas banget tuh, kalo elo hobby nulis (meski nulis yang rada-rada geje ky gw) dan hobby juga jalan-jalan, maka gimana caranya supaya elo nggak harus mengeluarkan dokat buat hobby tersebut, kalo perlu dapet dokat.
Sekarang gw mau berbagi tips, bagemana mendapatkan "sedikit" money dari dua hobby tersebut. Gw bilang "sedikit" ya... menurut ukuran gw sih lumayan laah, nggak tau menurut ukuran orang laen. Suka-suka toooh?? Blog gw ini, ya suka-suka gw laaah.

Konon, di tempat gw mangkal, ada beberapa skema mendapatkan dokat ekstra, di luar gaji bulanan yang sulit sekali di-expand itu. Salah satunya ya publikasi itu laah.... Para sesepuh disono bikin aturan bahwa sing sopo-sopo yang rajin publikasi (dengan syarat : sebagai penulis pertama), akan mendapatkan kompensasi dalam bentuk berikut :
  1. Jatah dibiayai (istilahnya : sponsorship), dengan kuota 1 kali event nasional dan 1 kali event internasional dalam satu tahun anggaran (dari juli ke juli lagi).
  2. Jatah diganti duit (istilahnya : apresiasi), dengan kuota 3 kali event dalam satu tahun anggaran, tanpa membedakan event nasional atau internasional. Jatahnya untuk satu event nasional maksimum 2.5jt dan internasional 5jt, jika memenuhi syarat. 
  3. Apresiasi khusus untuk Jurnal : Jika dimuat di jurnal nasional terakreditasi dapet dokat 5 jt dengan syarat belum dapet biaya dari pihak univ sebelumnya (misalnya pernah dapet hibah penelitian, dlsb). Jika dimuat di jurnal internasional dapet dokat 7.5 jt (tapi termasuk biaya pendaftaran juga..yang dimana seringkali mencapai 3-4jt). Tapi ini blum gw bahas, soale belum eksprreeet di bidang yang satu ini. Pengalaman gw kirim ke Jurnal nasional, 1 taun baru nongol bukunya. Pengalaman tetangga gw kirim ke jurnal internasional, biaya daftarnya aja 4jeti, dan kudu dibayar di awal. Blum mampu laaah gw....!!
Khusus untuk point 2, bisa terjadi dalam dua kondisi, yaitu :
  1. Bayar sendiri semua biaya, trus minta ganti sesuai dengan jatah maksimum. Misalnya elo ngeluarin total biaya 1 jt untuk event nasional, naah elo bisa ngajuin "klaim" apresiasi sisanya, 1.5 jt.
  2. Minta dibiayai, tapi setelah diitung-itung koq ada lebihnya niiih. Misalnya elo ikut event internasional di dalam nagreg, misalnya setelah minta dibiayai, ternyata total biaya yang dikeluarkan itu (pendaftaran + ongkos + de-el-el) nggak nyampe 5 juta, misalnya aja 3 juta, naah.. elo bisa "klaim" sisanya yang 2 juta lagi.
So, kalo pake teori optimalisasi, sebenernya dalam satu tahun anggaran elo berkesempatan mengikuti 5 event, 2 dengan sponsorship (full dibiayai) dan 3 dengan sistem apresiasi (ngemodal duluan, minta ganti belakangan).
Contoh :
  • Sponsorship : 1 event nasional dan 1 event internasional di dalam / di luar nagreg 
  • Apresiasi  : 3 event (internasional/nasional) yang belum pernah diajukan sponsorship dan menggunakan biaya kita sendiri.
Tapi, teori optimalisasi di atas tidak mudah dijalankan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatiken supaya elo bener-bener bisa nembus, terutama untuk point yang kedua (apresiasi), karena kalo "salah perhitungan" bisa-bisa elo nombok, bukannya malah dapet duit.. rugi kaan...??
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan, berdasarkan pengalaman pribados selama 3 tahun mengikuti seluk beluk perduitan ekstra ini.

Sponsorship

Untuk mendapatkan sponsorship, perhatikan syarat minimal yang harus dipenuhi oleh event tersebut, misalnya :
  • Untuk event nasional, harus diselenggarakan oleh 100 PT (atau yang reputable, sudah kakoncara kamana-mana, misalnya KNSI, eeeh, soale KNSI di web nya selalu mencantumkan logo gajah duduk, so dimanapun KNSI diselenggarakan, selalu dituliskan penyelenggaranya adalah "Gajah Duduk"). Kalo penyelenggaranya nggak 100 PT, waaah... langsung aja coreeet..!!
  • Untuk event internasional, ini masih ambigu, beda antara isi SK sama prakteknya. Menurut SK dari para sesepuh siiih, nggak ada kata-kata soal 100 PT pada event internasional, secara event internasional kan bisa-bisa aja berupa konsorsium semacam IIWAS, IAMSIE, IEEE dan laen-laen.  Tapi, kadang-kadang waktu mau ngajuin sponsorship, sesepuh kita itu suka terlalu rajin dan kreatif, menuliskan kata-kata "penyelenggara tidak termasuk daftar 100 PT menurut Dikti" pada form usulan kita. Sebuah kata-kata yang sangat berbahaya dan berpotensi membuat orang "nyeleneh" dalam mengambil keputusan. Tapi, dengan sedikit penjelasan dan perjuangan, biasanya sponsorship masih bisa diperoleh.
Persyaratan wajib untuk event internasional adalah :

  • Di halaman web harus tercantum daftar nama reviewernya, dan pada daftar ini harus keliatan asal negara reviewernya, minimal ada 3 negara laaah, baru masuk kategori "aman"
  • Usahakan jelas siapa sponsornya, kalo misalnya penyelenggaranya itu sebuah universitas "geje", sponsor yang biasa dilirik misalnya IEEE atau asosiasi internasional lainnya.
  • Tunggu sampe pengumuman acceptance paper dipublikasikan di web atau via email. Kalo nggak dipublikasikan via web atau imel, suratin aja panitia, minta daftar nama-nama penulis yang accepted, plus asal-usulnya. Ini diperlukan buat mengestimasi apakah peserta event tersebut 60% berasal dari luar penyelenggara. Misalnya penyelenggaranya adalah Universitas Gajah Bengkak, maka penulis yang accepted itu nggak boleh asal-usulnya dari Gajah Bengkak semua.  Usahakan dari berbagai instansi lain se Indonesia, dan juga periksa apakah ada partisipan dari luar Indonesia, minimal dari 5 negara (meskipun cuma satu orang satu negara). Ingeet, yang diliat itu nama institusi dan negara yang dicantumkan pada papernya, bukan nama penulisnya. Jadi, bisa aja penulisnya orang kita juga, tapi mereka lagi skul dimana, atau atas nama univ luar, misalnya Universitas Adaaja di Malaysia, di Filipina, dlsb.
Note : syarat di atas tidak berlaku kalo penyelenggaranya kita sendiri (kampus kita sendiri), atau kampus kita terlibat sebagai bagian konsorsium (kerjasama). Lhaaa wong kita sendiri yang jadi panitia, ya harus mendukung laaah..!! 
Apresiasi

Untuk mendapatkan apresiasi, persyaratannya lebih ketat lagi. Terutama kalo kita ngeluarin dokat sendiri di awal (atau minta orang laen bayarin...., nggak mau ngemodal..!!). Selain persyaratan wajib di atas perlu diperhatikan hal-hal berikut :
  • Jangan lupa cek semua dokumen yang diperoleh dari event tersebut, misalnya prosiding (kudu mencantumkan reviewernya dan nama-nama reviewer kudu sama dengan yang dituliskan di halaman web), CD prosiding (jangan sampe nge-blank atau error), sertifikat, dlsb.  
  • Meskipun pake dokat sendiri, kita wajib minta SURAT TUGAS, dan surat tugas ini wajib diisi sama panitia penyelenggara (dicap dan ditandatangan), sebab kudu dilampirkan pada berkas pengajuan apresiasi.
  • Semua ini harus diperiksa dengan teliti sebelum menyerahkan semua berkas kepada pihak yang berwajib. Karena, pihak yang berwajib ini konon titi-teliti banget ngurusin yang ginian.. makelum mau ngasih duit...takut banget rugi ngkaleee...!
  • Perkirakan waktu yang diperlukan untuk mengurus permohonan tsb, dari mulai diajukan sampe rilis dokatnya, kira-kira perlu waktu 2 bulan. Makelum tuh kertas-kertas nggak punya kaki, jadi nggak bisa jalan sendiri.  So, pilihlah event yang jauh-jauh dari batas tahun anggaran, alias sebelum Mei. Soale taun anggaran biasanya abisnya Juli, kalo event tersebut terjadinya di bulan Mei, berdasarkan pengalaman "mepet" banget waktunya, bisa-bisa tuh surat macet, eeeh.. begitu ketemu dinyatakan "maaf ya dek.. dah lewat taun anggaran..!!". Haalaaah sedih banget kaan...!! (nggak juga siih, namanya juga bukan rejeki).
Strategi
Berdasarkan pengalaman pribados, strategi untuk optimasi peluang di atas adalah sebagai berikut :
  • Berdasarkan rentang waktu, waktu ideal untuk ngajuin apresiasi yaitu kalo kita ikutan event mulai dari Juli sampe April. Setelah April (misalnya ikutan event di bulan mei) mendingan ngajuin sponsorship aja.
  • Berdasarkan rentang ruang (haalaaah.. apa lagi niih?, maksudnya berdasarkan jarak), kalo mau ngincer apresiasi (ngemodal sendiri), pilihlah event yang dekat-dekat saja, syukur-syukur kalo satu kota, pokoknya kira-kira ongkos perjalanannya seminimal mungkin. Kalo mau ngajuin sponsorship, jangan nanggung, pilih yang juaauuuh sekaliaan.. yang kira-kira ongkos perjalanannya selangit... karena dah pasti nggak mikir lebihan dokat, ya kaaan..?
Karena event internasional lebih gede jatah apresiasinya, so usahakan untuk apresiasi itu ajukan event internasional dengan kriteria optimasi sebagai berikut :
cari event internasional yang dekat, dengan biaya registrasi yang murah, tapi memenuhi persyaratan.
Kenyataannya nyari event internasional yang seperti itu nggak mudah. Selalu ada aja kekurangan atau ada aja yang "kelewat" dari check list kita, atau kadang-kadang para sesepuh tersebut "mendadak" membuat "kebijakan" yang tidak sesuai prediksi kita. Kalo dah gitu, anggap aja bukan rejeki laaah.. cape juga ngkaleee ngurusin kayak gituan (meskipun itu sebenernya hak kita loooh).
Buat ngajuin sponsorship, berkas yang harus dipersiapkan adalah satu berkas surat cintrong eeeh surat permohonan, ditujukan ke salah satu sesepuh (contoh lengkap japri aja yaaa..!!). Surat ini dilengkapi dengan lampiran sbb :
  1. Surat penerimaan dari panitia (acceptance letter).  Kalo panitianya cuma ngumumin lewat web, naah ini dia.. kudu usaha gimana caranya supaya panitia ngirim surat langsung ke imel kita. Suratin aja laaah si panitia, bilang aja, di kita ini super reseee.. nggak percayaan kalo pengumuman cuma lewat web. Di surat tsb usahakan supaya panitia menyebutkan nama kita, dan judul papernya, oh ya.. juga jangan sampe panitia nulis "sudah diterima abstrak dengan judul ...", kalo bisa harus ditulis "paper" (meskipun kita cuma ngirimin abstrak, soale kadang-kadang beberapa panitia awalnya cuma minta abstrak).  Pengalaman pribados dulu pernah ribet dan ribut gara-gara si panitia nulis gitu. Dikiranya kita bisanya cuma nulis abstrak apaaa??
  2. Brosur tentang event tersebut, bisa juga diprint dari blognya, yang dengan jelas mencantumkan instansi penyelenggara plus para reviewernya..!! Dulu juga pernah ribut dan ribet gara-gara panitia lupa mencantumkan nama-nama reviewernya di web mereka.
  3. Print juga tentang deadline pendaftaran dan biaya pendaftaran, ini penting buat minta duit di awal. Kan biasanya pendaftaran kudu dibayar duluan.
  4. And the last, ya papernya sendiri, kudu udah jadi, dengan judul yang sis persis seperti yang tercantum di surat penerimaan dari panitia atau di pengumuman pada web mereka.
STOPPPPP.... jangan ngelampirin apa-apa yang nggak diminta, nanti jadi musibah sendiri loooh!! (seriusss ini looh). Misalnya, nggak perlu melampirkan tiket kereta api, atau tiket nonton bioskop, atau foto sendiri...ha..ha..
Biasanya surat ini nanti diperiksa kelengkapannya oleh sekertaris sesepuh, trus sang sesepuh akan melakukan "analisis" dikit, melihat "reputasi" penyelenggara, yang biasanya diliat dari rangking PT baik berdasarkan webometric, ic4u atau versi sendiri, suka-suka laah.. dan nanti dibuatkan semacam surat pengantar yang menjelaskan kesimpulan analisis tersebut, apakah penyelenggaranya bereputasi atau tidak.
Surat pengantar plus berkas-berkas kita diajukan ke the big boss. Big boss akan melihat dan menilai langsung. Ini nasib-nasiban, kadang-kadang doski telitiii banget, oleh karena itu, cantumkan yang perlu-perlu saja, yang kira-kira mendukung, jangan yang berpeluang menjungkalkan kita. Kalo the big boss happy, biasanya cepet, 2 hari dah ada memo OK atau nggak OK.  Berkas yang sudah diberi memo ini diserahkan ke sekretaris big boss, trus tunggu sampe sekretaris tsb mengantarkan berkas ke bagian keuangan untuk diitung biayanya.  Naah, kadang-kadang bagian keuangan suka sok kreatif meriksa lagi... he...he... Siap-siap aja ada kejutan, misalnya.... tiba-tiba ada memo susulan dari the big boss, atau ada aturan yang "baru aja kepikiran". Kalo lancar dan nasib baik, nanti tinggal mencairkan saja dokat-dokatnya. Biasanya dokat buat pendaftaran dicairkan duluan, atau sekalian minta orang keuangan buat transfer ke panitia trus kita minta aja bukti transfernya buat dikirim ke panitia lewat imel. Sedangkan dokat perjalanan diberikan 1 atau 2 hari sebelum perjalanan dilaksanakan.  
Setelah jelas bakal dibayarin semua biayanya, kita juga harus minta SURAT TUGAS ke tempat kita masing-masing.  Surat tugas ini juga harus dibawa dan disahkan waktu hari penyelenggaraan. Dah gitu.. ya jalaan deeh..!
Sewaktu kegiatan jangan lupa :

  1. Minta kuitansi aseli, dicap dan ditandatangan
  2. Minta surat tugas ditandatanganin
  3. Kalo dikasih CD, jangan lupa dicek, isinya ada nggak.. ngkali aja CD-nya error.
  4. Minta surtipikat, jangan sampe pulang nggak bawa sertifikat, ntar gw jitak looo...
  5. Beliin gw oleh-oleh....!! Wajiiiib....

Pulangnya, jangan lupa:
  1. Menyerahkan CD atau buku prosiding ASELI 100% ke perpustakaan dan mengisi berita acara serah terima yang DITULIS TANGAN dan dibuat RANGKAP 3 (halaah.. semuanya tulis tangan looo), ditandatangan dan dicap oleh petugas perpustakaan.  Berita acara ini satu buat disimpen buat kenang-kenangan, satu buat orang perpustakaan, satu lagi buat siapa ya.. lupa lagi. Oh ya.. difotokopi aja 2 lagi, satu buat orang keuangan, satunya lagi buat bayar parkir..(haa?? bo'ong deeng..!)
  2. Surtipikat, difotokopi 3 kali, satu buat keuangan, yang dua buat unit-unit yang doyan ngumpulin sertifikat.
  3. Kuitansi yang aseli, yang udah dicap dan ditandatangani oleh panitia penyelenggara.
  4. Surat tugas, yang udah dicap dan ditandatangani oleh panitia penyelenggara
  5. Oleh-oleh buat gw... ini wajib hukumnya...ha..ha..
Naah, semua bundelan tersebut harus disiapkan dan diserahkan ke pihak yang berwajib, jangan lebih dari 15 hari sejak penyelenggaraan, sebage bentuk "tanggung jawab".
Khusus event internasional yang diselenggarakan di dalam negeri, biasanya bentuk pertanggungjawaban tersebut dibundel dalam satu berkas, diberi cover "Laporan Keikutsertaan Seminar Internasional" gitu.. dan di dalamnya dilampirkan segala rupa berkas yang sudah difotokopi tadi, plus juga papernya.  Laporan ini khusus untuk salah satu sesepuh.

Buat ngajuin apresiasi, berkas yang harus disiapkan sama seperti sponsorship, yaitu :
  1. Brosur atau printout call for paper (bisa diprint dari web panitia)
  2. Surat penerimaan (acceptance letter) dari panitia
  3. Surat tugas yang sudah dicap dan ditandatangani panitia penyelenggara
  4. Berita acara serah terima prosiding/CD ASELI 100% ke perpustakaan 
  5. Printout atau fotokopi cover prosiding, daftar isi (yang memuat nama-nama penulis paper), dan daftar reviewer.
  6. Paper yang dipublikasikan, diprint atau difotokopi langsung dari prosiding.
  7. Khusus untuk memudahkan para bibi titi-teliti untuk mengevaluasi permohonan, gw suka buat tabel yang memuat parameter penilaian, seperti : Nama event, penyelenggara, total reviewer, asal usul reviewer (asal institusinya), total peserta, peserta dari penyelenggara berapa orang, dari luar penyelenggara berapa orang (buat ngitung persentase), 
  8. Buat event internasional, jangan lupa bumbuin dengan informasi :asal negara reviewer, peserta dari  luar nagreg berapa orang, sebutin juga negara-negaranya, biar hebooh....  Kalo ada informasi tentang berapa persen paper yang diterima, dicantumin aja, biar gayaa..... Terbukti adanya tabel ini memudahkan dan mempercepat mereka meriksa. Biasanya mereka ngeliat tabel, kalo sangsi atau nggak percaya baru liat dokumennya. Kan kasian juga kalo mereka kudu ngitung sendiri.. ada berapa yang dari luar, ada berapa yang dari lokal, dlsb.
Kasus-kusus
Pernah tersangkut kasus? Oooh.... tentu saja... apalagi reputasi gw sebagai "dosen yang suka ribut sama dosen laen"...ha..ha. kan nggak rame kalo nggak ribut.
Berikut ini kasus-kasus yang mudah-mudahan bisa diambil pelajarannya :
  1. Berapa kali event yang gw estimasi masuk kategori "internationale" tiba-tiba di"vonis" nasional gara-gara :
  • Nggak ada nama reviewernya di prosiding (siaaal deeh.. gw nggak baca cover prosidingnya, soale waktu dikasiin, bentuknya CD, gw percaya ajaaa). Meskipun gw dah jelasin abis-abisan bahwa di webnya ada, keukeuh weeee menurut "mereka" itu dianggap sebage event nasional (katanya sih maunya big boss gitu..)
  • Ada nama reviewernya, tapi tau-tau reviewernya beda sama yang dicantumin di web panitia. Di web nya mereka nulis nama-nama luar nagreg, tapi di prosiding yang ditulis nama-nama lokal semua. Lebih parah lagi, semuanya dari universitas yang sama. Soale yang di web itu ditulisnya "Scientific committee", jadi bukan "reviewer".. Halaah.. beda nama aja bisa jadi perkara gede.
  1. Ada juga yang jelas-jelas sesuai syarat internationale, tapi tiba-tiba di"vonis" didiskon 25% dengan alasan yang lucu luar biasa.. konon katanya "penyelenggara tidak termasuk 100 besar PT". Lhaaa gimana..? kok diskonnya nanggung? bukannya divonis nasional (soale memenuhi syarat internasional) tapi diturunkan "kuota" nya, dengan alasan yang bener-bener tidak beralasan. Tapi, ya.. kadang-kadang capek juga siiih ribut mulu... so terima aja.
  2. Pernah terjadi kasus di"blokir" gara-gara salah satu temen tiba-tiba melampirkan persetujuan "copyright" untuk event yang diseponsorin IEEE. Secara IEEE selalu minta para penulis menandatangani persetujuan penyerahan copyright buat semua paper soale mereka mau masupin ke prosiding mereka sendiri.  Dengan muka innocence si temen merasa "nggak salah kaan.. gw laporin semua dokumen apa adanya..!!". Iya siiih nggak salah, tapi jadi ribet laah urusannya. Gara-gara urusan copyright tersebut sang big boss tiba-tiba minta HRD ngecek apakah itu sesuai dengan peraturan kepegawaian. Trus HRD nganggep itu melanggar peraturan "HAKI" versi mereka. Akibatnya semua permohonan ditunda sampe masalah selesai. Trus akibatnya gw sampe sempet ribut sama para sesepuh (padahal waktu itu yang ngajuin permohonan ada 3 orang). Capek juga gw berjalan bolak balik menemui beberapa sesepuh bahkan sampe bikin surat cintrong segala ke sang big boss, sehingga lengkaplah reputasi gw sebagai dosen yang suka bikin ribut.  Motivasi gw waktu itu siih, jangan sampe deh mereka melarang kita tandatangan copyright, kalo itu terjadi, gawaat laah.. gimana dong bisa ikut publikasi di prosiding atau jurnal-jurnal bermutu, laaah mereka rata-rata minta tanda tangan copyright kok...!! Apalagi IEEE, berapa banyak event yang mereka seponsorin..?? Gawaat....!! 
Akhirnya kasus selesai setelah salah satu sesepuh mengambil inisiatif melakukan mediasi antara universitas dengan yayasan, konon menyangkut peraturan kepegawaian sih, dan ujung-ujungnya duit juga. Cuma.. doooh.. cape banget pas ributnya.....

Kasus laen gw nggak pernah sih, tapi ada juga kasus yang suka rada-rada nggak nyambung sebagai berikut :
  1. Pernah permohonan apresiasi gw ditolak gara-gara nggak ada surat tugas (pengalaman pertama ngajuin apresiasi, kirain gapapa gada surat tugas, kan gw pergi sendiri ini, duit sendiri ini).
  2. Pernah juga permohonan apresiasi temen gw nggak jelas nasibnya gara-gara ikut event di kita sendiri, tapi panitia (berarti temen kita sendiri) belum beres pertanggungjawabannya. Laaah, kenapa kita yang ikut menderita yak?? benerbenergajelas...
  3. Pernah juga satu rombongan permohonan apresiasi "hangus" gara-gara kelamaan bikinin surat pengantarnya, kelamaan diproses, eeeh.. sekalinya diproses, sampe ke big boss nya telat, sehingga kelewat masa anggaran.. nasiib deeh.
Peluang Keberhasilan ?
Meskipun nampaknya banyak cerita duka, apa pernah berhasil? Jawabnya, tentu saja..! Buat penyemangat aja niiih, gw share ya (tanpa bermaksud somse) :
  • Thn 2009-2010 gw berhasil dapet 1 sponsorship dari Dikti buat Seminar LN, waktu itu persyaratannya masih mudah bin gampang.
  • Thn 2010-2011 gw berhasil dapet 3 apresiasi, ketiganya dari event internasional, tapi yang dua diakui sebagai nasional gara-gara ketidaktelitian yang dah gw bahas diatas. Tapi, dari 3 event tersebut, ketiganya gw minta sponsorship juga, jadi waktu "klaim" apresiasi, gw cuma "klaim" sisanya aja. Kebetulan ketiganya deket-deket aja, di Bandung dan Jakarta.
  • Thn 2011-2012 gw berhasil dapet 3 apresiasi dan 1 sponsorhip event nasional (diluar apresiasi). Dari 3 apresiasi tersebut diajukan untuk 3 event internasional, tapi satu event didiskon 25% seperti yang gw bahas diatas. Semua apresiasi yang gw ajukan tersebut, gw nggak minta sponsorship, artinya murni gw cuma ngajuin apresiasi aja (nggak minta duit duluan buat daftar, ongkos dlsb). Sedangkan satu sponsorship gw ajuin untuk event nasional yang memang diselenggarakan di akhir Juni, sehingga impossible buat diajukan apresiasinya (gabakalan keburu ngurusinnya).
Dampak lain dari kerajinan tulis-menulis tersebut, para sesepuh akan memberikan sedikit dokat di akhir taun anggaran yang diitung berdasarkan point dan grade A, B, C, D (descending ya..). Grade D minimal punya 1 publikasi, grade C punya minimal 3 publikasi, untuk periode tertentu (tanpa melihat kategori nasional atau internasional, juga nggak diliat apakah jurnal atau prosiding). Kadang-kadang periode ini ditarik ulur ke belakang, bisa setahun, bisa setahun setengah. So.. jadilah anak yang baik, rajin menabung (publikasi) dan tidak sombong..

Kesimpulan
Oleh karena itu, demi kesuksesan nasib duit anda, lakukan tips sebagai berikut :
  1. Siapkan dokumen dengan teliti
  2. Pertimbangkan masak-masak segala resiko sebelum ikutan satu event, perhatikan tips dan strategi di atas.
  3. Pantau perjalanan berkas anda, kira-kira berapa hari mangkal di satu tempat. Kalo macet, segera tanyakan ada masalah apa dan segera selesaikan, misalnya tau-tau ada dokumen yang kurang. Cara memantau cukup dengan rajin-rajin menelpon lokasi tempat mangkalnya dokumen tersebut. Biasanya kalo kita rajin telpon, eeeh. mereka agak kesel, tapi terbukti sukses memperlancar jalannya dokumen kita.
  4. Jangan takut untuk klarifikasi dan menjelaskan, kalo ada perbedaan persepsi, pendapat atau hal yang nggak jelas. Asal kita bicarakan baik-baik, biasanya bisa diselesaikan. Minimal kita bisa tau kayak apa sih persepsi para sesepuh itu. So, bisa antisipasi perbedaan di masa mendatang.
Tips Terakhir
Kalo elo niat-niat banget ngikutin satu event, jangan menyerah sama berbagai hambatan misalnya:

  • Kalo dah lewat dedlen submit paper, kadang-kadang beberapa panitia masih menerima paper elo. Sekedar membuang rasa penasaran, nggak ada salahnya kalo elo kirim imel ke panitia, trus tawar 2-3 hari (tapi jangan lebih dari 1 minggu, malu laaah).
  • Kalo dah deket dedlen bayar, tapi belum ada kepastian dari para sesepuh, jangan langsung nyerah. Nawar aja ke panitia, bilang aja kita lagi ngurusin administrasi de-el-es-be. Kadang-kadang telah 1 minggu bayar juga masih diterima.  
  • Tawar menawar ini berlaku baik untuk panitia lokal maupun interlokal (maksute panitia di luar nagreg).

Khusus untuk event di luar nagreg, memang ada peluang diongkosin, meskipun seleksinya ketat. Ribetnya kalo event di luar nagreg itu elo kudu masupin proposal permohonan bantuan seminar LN dulu ke Dikti, yang biasanya berpeluang 90% ditolak (kecuali kalo paper elo bisa dibuktikan terkait dengan kontrak penelitian yang dibiayai oleh Dikti, yang dimana peluangnya kecil banget kalo buat gw siiih...). Meskipun ujung-ujungnya ditolak, ada beberapa kasus elo tetep dibiayai buat jalan-jalan ke LN oleh para sesepuh, misalnya :

  • Milih negaranya deket-deket aja sehingga ongkosnya murah, misalnya seputaran Asia (terjangkau oleh AirAsia).
  • Kampus kita terlibat sebagai panitia penyelenggara atau konsorsium, misalnya kerjasama dengan Univ dari negara tetangga. Malu kan kalo nggak ngirimin utusan daerah...
  • Elo belum pernah sekalipun publikasi dan udah mepet tengat waktu target publikasi (khusus buat yang masih ngontrak), biasanya dipentingin, apalagi kalo masih muda belia...
  • Elo cantik, pinter, baik, nggak sombong, de-el-es-be
  • Elo sakti dan bernasib baik, sehingga meskipun dah berkali-kali ngabisin duit kampus ke LN, tetap aja para sesepuh merestui mengongkosin elo buat jalan-jalan ke LN (nah ini sih orang-orangnya very limited dan very restrictive....hahaha...).

Atau kalo elo banyak duit dan nggak ngerti gimana cara ngabisinnya.... pake aja ndiri tuh duit, dan jangan lupa ajak-ajak gw yaa.... secara gw impossible ke LN kalo pake dokat sendiri.. nggak ku..ku...

Penutup.
Mohon maaf kalo pada tulisan ini ada konten-konten sesat dan menyesatkan. Semua kejadian dan tempat fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tempat dan kejadian itu hanyalah kebetulan semata.

No comments:

Post a Comment

Ujian Online

Banyak situs ujian online, tapi, secara pribados, saya paling sering menggunakan Classmarker. Gimana caranya..?? Ok, ada beberapa tahap ...