Tuesday, March 28, 2017

Ujian Online


Banyak situs ujian online, tapi, secara pribados, saya paling sering menggunakan Classmarker. Gimana caranya..??
Ok, ada beberapa tahap sebelum bisa nikmat menggunakan classmarker, yaitu :
a. Mendaftar sebagai instruktur
b. Menyiapkan bank soal
c. Menyiapkan grup peserta testing
d. Menyiapkan testing
e. Menugaskan grup untuk testing.
f. Melihat hasil testing
g. Troubleshooting

So, segera meluncur ke tahap-tahap tersebut ya..

Monday, March 20, 2017

Kerangka Paper

Meski sudah dibahas berkali-kali, seperti kata peribahasa, lebih mudah ngomong daripada mengerjakan sendiri. Itulah sebabnya kenapa paper kita suka nggak jadi-jadi, karena, seperti halnya judul blog ini.. TALK MORE DO LESS, alias loba teuing ngobrol, tapi sedikit nulis.
So, sekarang, dengan segala kerendahan hati, saya akan mengangkat contoh dari salah satu paper saya sendiri, yang, meski nggak masuk di jurnal manapun, namun hingga saat ini sudah rada "lumayan" disitasi orang. Mungkin disitasi karena ke-abal-abal-annya.. entahlah..
Tapi, yang jelas, waktu paper ini ditulis, paper yang meneliti tentang Social network belum berjibun seperti sekarang. Yaa kebeneran aja lagi punya ide nulis hal seperti itu.  Setelah 3 tahun, tingkat sitasi merangkak perlahan menyusul buku yang terbit tahun 2007.

So. bagaimana paper ini dibuat?

Survey Paper

Permisi, yang saya tulis ini semuanya berdasarkan pengalaman dan opini pribados yaaa..Kalo ada keluhan, debatan atau keberatan, monggo kembali kepada kebijakan masing-masing.
Misalnya, teman-temin, sudah googling sana-sini, sudah baca ini itu, eeeh ujung-ujungnya tetep bingung nggak tau mau nulis apa? Lhoo gimana sii?
Kenapa nggak nulis survey paper? Apaan tuh survey paper?
Jadi begini temin-teman.. paper itu ada banyak jenis dan macem-macemnya. Menurut pengamatan saya,  pengamatan sayah lhooo.. ada 5 jenis, kira-kira sebagai berikut

Thursday, February 23, 2017

Rewrite-Reuse-Reduce (Bedah Paper Batur)

Brow... minggu kemaren kita dah ngomongin seluk beluk cara nyari topik, trus nyari paper yang relevan dengan topik tersebut. Trus ada yang nanya:
  1. Kalo papernya dah banyak banget, kita suka lupa ini bakal masuk kemana, untuk bagian mana dlsb.
  2. Kira-kira "amunisi" kita untuk nulis topik itu sudah cukup belum?
Nah ini susah-susah gampang, tergantung nasib juga sii..Supaya nggak kelamaan capruk, dan untuk pemanasan serta contoh soal juga, kali ini kita akan melakukan praktek "bedah paper", yaitu
  1. Baca paper orang, 
  2. Ulik-ulik, liat-liat dimana kekurangannya dan 
  3. Coba kembangkan ide kira-kira gimana supaya paper tersebut lebih baik lagi.
Cuma yang pertama dan kedua (ulik-ulik dan liat kekurangannya), saya minta tolong dijadikan pe-er buat temen-temen yaaa.. supaya sekalian latihan bagaimana mengidentifikasi kekurangan pada paper orang, dan semoga pengalaman tersebut dapat menjadi masukan berharga buat nulis paper kita sendiri, sehingga kita tau.. ooo jangan nulis kayak gitu aah, kita baca tulisan orang kayak gitu tuh rasanyaaa gimanaaaa getooo.. Sedangkan yang ketiga, kita coba bareng-bareng.

Monday, February 20, 2017

Tips Mencari Artikel dan Topik Menarik

Berhubung ada yang nanya, tanpa bermaksud menggurui, cuma sekedar sharing dan sekaligus mendokumentasikan, biar gampang diceritakan ke orang-orang, maka ijinkanlah hamba menuliskan tips and trick cara cepat mencari paper yang kita inginkan serta mengarahkan pencarian pada topik tertentu biar tidak kebanyakan browsing dan akhirnya malah galau..

let start...
Misal.. pengen nyari apa yaaa.... ?
Misal, pengen nyari Risk Management framework, supaya nggak terlalu jauh nyasar, monggo dibuka https://scholar.google.co.id/, lantas tuliskan "information technology risk management", Information technology jangan disingkat IT, nanti nggak nemu dokumen yang tepat. Nah berikut ini penampakan hasilnya.


Dari penampakan di atas, ada dua yang menarik yaitu yang paling bawah dan yang di atasnya, karena outsourcing IT dengan IT itu dua hal yang berbeda, kita putuskan untuk menelusuri salah satu, jangan dua-duanya, karena nanti galau. Kita putuskan yang nggak pake "outsourcing" aja ya, berarti yang nomor dua dari bawah. Tampaknya ini dimuat di sebuah jurnal Management (jadi ada irisannya dengan elmu manajemen). Klik linknya...


Walaah dari situs emeralinsight, yang pasti nggak bakal bisa didonlot tanpa registrasi atau bayar.  Trus gimana?  Jangan putus asa...!! Kita copas judulnya, masukkan ke kolom pencarian lagi, biasanya, dan kebanyakan, dokumen yang sudah lama seperti ini suka bertaburan juga di sumber-sumber lainnya, misalnya di akun website penulis, atau di researchgate, atau di paper orang, atau menclok entah dimana. So, lets search again..



Naaah kan, dari hasil pencarian diatas, ada alternatif selain di emeralinsight, yaitu di researchgate. Kalo di researchgate ada dua kemungkinan, bisa cuma abstract nya aja, bisa juga tersedia full paper. Kalo cuma tersedia abstract, coba cari lagi. .kalo nggak nemu juga, coba aja tinggalkan pesan di researchgate, ngkali aja penulisnya bersedia membagi full papernya.
Untuk contoh yang ini, kita beruntung, ternyata di researchgate ada full paper, bahkan tidak perlu login.  Cukup klik "download full-text pdf"



Ok, paper sudah dapet, trus gimana?
Ya dibaca atuuuh... mau nggak mau harus dibaca selintas dua lintas, apakah isi paper ini cocok dengan apa yang kita cari. 
Ternyata, setelah dibaca, paper ini membahas bagaimana menganalisis resiko dengan pendekatan value chain.
sumber(Rainer, Snyder and Carr, dari: https://www.researchgate.net/publication/220591716)

Tapi cuma satu paper  nggak cukup kan.. dan belum jelas juga apa yang mau kita tulis jika bersumber dari paper ini. So... search lagi, dengan keyword "use value chain to risk analysis in information technology....", dan taraaa.... ada beberapa judul..   Tampak dari hasil pencarian ada dua file PDF, dan nampaknya cukup menarik, yaitu tentang adaption of porter's 5 forces .....dst dan El Metodo - Managing Risk in Value Chain.


Mari kita intip dua paper tersebut. Kebetulan dua-duanya dalam bentuk pdf yang bisa langsung tayang.

Yang pertama : http://www.dau.mil/pubscats/PubsCats/AR%20Journal/arj55/Rice_55.pdf
bagian terpenting dari paper ini adalah model atau kerangka berfikir mengidentifikasi resiko berdasarkan Porter's 5 forces, seperti cuplikan berikut


Paper yang kedua : https://www.tno.nl/media/3073/el_metodo_managing_risks_in_value_chains.pdf, setelah dibaca sekilas info, ternyata menyajikan metode untuk analisis, mapping dan scoring resiko, dengan pendekatan value chain. Ada dua konsep menarik di paper ini yaitu cara scoring satu elemen resiko, misal koneksi IP, lengkap dengan gerbang logikanya, dan bagaimana kita melakukan pemetaan resiko di sepanjang proses bisnis perusahaan berdasarkan value chain.

 



Dari dua artikel di atas, kita dapat mencoba menurunkan peluang tema artikel/jurnal atau bahan penelitian sebagai berikut:
  • Target publikasi pada prosiding seminar internasional : 
Bahas el-metodo (dari paper kedua) cari cara implementasinya dengan studi kasus, gunakan paper 1 sebagai alat bantu mengidentifikasi faktor-faktor resiko
  •  Target publikasi pada jurnal internasional: 
Bandingkan konten dua tulisan di atas, cari paper pelengkap/pendukung, cari irisannya, usulkan pendekatan baru, cobakan dengan studi kasus,
atau 
Cari pembahasan tentang el-metodo di beberapa paper, buat review, lihat kelebihan dan kelemahannya,
atau
Pilih salah satu topik di atas, tambahkan hingga teknis atau pendekatan untuk menentukan prioritas resiko atau teknik untuk mengatasi resiko (risk mitigation)
Demikian tips sederhana mencari topik penulisan artikel atau topik penelitian di internet.
Disclaimer : tips ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, hasil bisa berbeda di peminatan dan nasib masing-masing... 

Update.. tentang semantic scholar

Aduh maafkan diriku sebagai emak-emak rempong yang suka ketinggalan kereta. Baru-baru ini, karena males ngampus di cap gajah duduk, padahal pengen nyari paper-paper yang nangkring di IEEEXplore yang (biasanya) hanya bisa dibuka di sono, kebetulan nemu mesin pencari ini nih..

Penampakannya seperti gambar berikut


Nampaknya ini merupakan "re-publish" dari paper-paper yang sudah dipublish di beberapa lembaga publikasi, namun tidak bisa diakses langsung oleh pembaca karena harus berlangganan atau ada keterbatasan lainnya.  Kalo dibaca-baca, nampaknya ini merupakan hasil print digital yang diprint melalui fasilitas eprint universitas yang punya perjanjian dengan IEEE dengan tujuan untuk menyebarluaskan hasil publikasi. Tapi, kayaknya, si kampus-nya harus ada perjanjian dulu ya.., trus paper yang diprint ulang, memang yang ditulis oleh sivitas kampus tersebut (nebak.com, hehehe...).  Monggo dibaca contoh eprint yang didapat dari semanticscholar di bawah ini.


Lanjut ngulik dikit situs ini ya.. karena ternyata kereen.. (duuh maafkan hamba yang super duper udik ini, mungkin orang-orang dah pada lama tau..). 
Misalkan masukkan kata kunci pencarian topik yang ingin diincer (contoh disinih tema selera diriku ya..), hasilnya.. tara....!!


Fitur lain yang juga keren, yaitu untuk mempersempit pencarian. Kalo nggak dipersempit, kita bisa ngeyayay kemana-mana, bisa blanja blinji ke paper-paper yang ternyata sudah cape-cape di-donlot, pas dibaca..eeeh nggak nyambung isinyaah..(jiaaah.. mending kalo dibaca..😏 ). Berikut fitur-fitur yang bisa dipelototin.



  1. Field of study : untuk memfilter supaya yaquin seyaquin-yaquin nyaaah bahwa paper yang kita baca itu relevan dengan bidang studi yang kita minati. 
  2. Publication Year : untuk membatasi tahun publikasi. Fitur ini sangat penting...!! sekali lagi adek-adek.. saya tekankan.. sangat penting..!! Karena eeeh karena.. pada beberapa hasil review jurnal, suka ada kalimat nyesek sebagai berikut : Literatur sebaiknya 5 tahun terakhir. Naah lhoo.. 😓 Kalo literatur terlalu sedikit diomelin, literatur banyak tapi jadul juga diomelin.  Makanya dengan fitur ini, kita tinggal scroll-scroll aja untuk membatasi tahun publikasinya.
  3. Publication type : untuk memilih jenis publikasi apakah original research dan review. Bedanya apaaah? Kalo ori research itu ya ori research, tulisan ide baru, inovasi, atau peningkatan dari hasil penelitian sebelumnya. Sedangken review itu (naaah ini yang lebih praktis), biasanya membahas hasil riset-riset yang sudah pernah ada, dalam bentuk rangkuman.  Review ini seksseeeh dan menarik, karena bisa menjadi "shortcut" untuk mendapatkan gambaran umum topik yang sedang kita lirik 😌. Makin baru "review" nya, biasanya makin lengkap. 
  4. Sort by : digunakan untuk mengurutkan, dari yang paling relevan atau yang paling baru.
Berikut ini hasil searching setelah diterapkan filter-filter di atas..


Eeh setelah ditilik-tilik, ternyataaa.. ada yang nggak relevan juga, tuuh ngapain internet of things nongol segalaaa..? 😞 Hayoo difilter lagi... Caranya klik filter "key phrases" di sebelah kiri. Hasilnya... deuh ternyata cuma dua.. . Yaa nanti cari-cari lagi laah..

 Selanjutnya, misalkan kita klik salah satu link paper tersebut..


Situs akan menampikan overview paper seperti abstract, referensi dan lain-lain.


Beberapa fitur penting pada penampakan di atas adalah :
  1. Overview paper yang memuat abtract, references, citation dan related publication. Citation menampilkan list paper-paper mana yang sudah mensitasi paper ini. Jadi kita bisa melihat apakah paper ini "laku" atau nggak .. Kalo banyak yang mensitasi berarti lumaya lakhuuu...  Sedangkan related publication menampilkan paper-paper lain yang isinya diperkirakan relevan, mirip atau masih nyambung-nyambung dikit. Biasanya setelah baca list di related publication, nggak nahaaan langsung wara wiri baca paper-paper tersebut dah akhirnya tersesat binasssaaa karena keblinger sama paper dan galau lageeee.. mana nih yang penting dan nggak penting.. (maaf, personal experience ini maah).
  2. View PDF, tinggal klik, akan terbuka tab browser baru yang menampilkan paper tsb, buat didonlot tentunya.
  3. Cite, nah ini juga kereeen... kalo kita klik, akan ditampilkan format sitasi untuk paper tersebut, kalo-kalo kita pengen mensitasinya.  Kalo diklik, akan ditampilkan format sitasi BibTex. Misalkan kita akan mensitasi mengikuti aturan APA, tinggal klik APA, dan taraaa.. dah muncul deh format sitasi APA. tinggal klik kanan dan copasssusss.. 
Silaken lanjutken berburu papernya.. ane mau tidur dulu..😑😑😑

Wednesday, September 16, 2015

Nyambang Ke Kota Pahlawan

Lamaa banget nggak ngapdet, kayaknya kebanyakan ngurusin blog ini itu, sehingga tak terasa blog ini jadi jablay.  Ok, daripada nanti nggak jadi-jadi postingannya, so.. kita posting aja edisi kota pahlawan kali ini. 
Sebenernya berkali-kali ada seminar di Kota Pahlawan, entah kenapa, kok rada-rada males berkunjung. Yang kebayang tuh, puanasss nya pasti nggak ketulungan.  Tapi, gara-gara kemaren nonton presentasinya ibu Risma tentang e-Gov kota Pahlawan, kok jadi tiba-tiba pengen berkunjung. Deuuh, ngarang pisaaan....
Juga, berkali-kali ITS mengadakan seminar, selalu nggak terkejar deadlinenya. So, akhirnya, setelah seminar ini 8 kali diselenggarakan, barulah aku sempet ikut event yang ke sembilan kali.  Eventnya bernama ICTS yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Informatika ITS. Beberapa alesan kenapa akhirnya ikut event ini antara lain adalah : 1. Papernya keterima (ya iyaaa laaah.. kalo nggak keterima, masak mau maksa-maksa!!), 2. Dapet tiket kereta api promo cuma 70 rebu sajah (kelas bisnis, 3. Biaya registrasi lumayan murah (pake tiket pelajar, IEEE member, cuma sekitar 1.5 jeti sajah, sangat murah untuk kelas seminar internasional yang bakal masuk IEEEXplore), 4. Belum pernah ke Surabaya dan ke ITS juga, 5. Pengeeeen... Ya sudah laaah, nggak usah berpanjang lebar, bilang aja pengen eksis dan narsis.
Setelah sukses berburu tiket pergi (pulangnya nggak dapet brooo... itu tiket promo sebanya 70 rebu, habis dalam hitungan 30 menit, terutama untuk rute jarak jauh semacam Jakarta Surabaya, Bandung Surabaya), kita milih naek kereta Mutiara Selatan. Kereta Mutiara Selatan ini, sesuai judulnya ya lewat Selatan laah.  Perjalalan mulai dari stasiun Bandung, sampe stasiun Gubeng jam 05.40, telat dikit laah (harusnya 05.30).  Naek kereta ini aneeh juga, waktu beli tiket lewat situs online, kok kayanya dah penuuh banget.. sampe-sampe mau milih bangku kosong aja susah. Laaah, pas naek keretanya kok kayaknya kosyong melompong, bahkan gerbong yang aku naekin, gerbong terakhir, kosong blong. Saking kosongnya sampe-sampe pak Kondektur menyarankan aku pindah gerbong. Aku tanya, nggak apa-apa gitu oom? Pak kondektur menunjukkan posisi kursi kosong melalui gadget nya [android booo..!], Niih bu.. pilih sendiri kursi kosongnya..!! Akhirnya aku segera hijrah ke gerbong 5. Sampe Surabaya, banyak penumpang berfoya-foya di gerbong tersebut. Berfoya-foya dalam artian satu orang sampe ngambil satu blok. Satu kursi ditempati sendiri sambil selonjoran, sedangkan kursi di depannya buat nyimpen tas dan bawa-bawaan mereka. Deeuh, kenaaapaaa di situsnya dibilang kursinya penuh yaaak? Yawudaaah, aku kan nggak lagi pengen ngomongin perkerataapiaan.


Sampe Gubeng, target ikut mandi doong.. Ternyata, kamar mandi di Gubeng ini tidak senyaman dan sebahagia kamar mandi di Stasiun Tugu. Toilet Wanita, terletak di luar, dekat mushola, cuma punya dua kamar. Kamar yang kedua, yang ada bak mandinya, ternyata bak mandi kosong, entah bocor entah nggak jelas. Di dalam bak tersedia satu ember kecil plus gayung. Parahnya lagi, airnya keciiil banget. Mungkin lagi musim kemarau. Di pintu kamar toiletnya terpasang tulisan "Dilarang Mandi". Laaah, trus ane kudu mandi dimana? So, dengan cuek dan sabarnya ane mandi. Cuek karena jelas-jelas ada tulisan dilarang mandi, teteup mandi juga. Sabar karena untuk bisa mandi, kudu rada nunggu 5 menitan, nunggu aer di ember agak banyakan.  Setelah mandi ekspress dan shalat subuh, ane siap berkelana langsung ke ITS.  Pas lewat lobby stasiun, eeeh ada live music ternyata. Lagu-lagunya lumayaan laah, lagu semacam Koesplus dan campursari. Mungkin untuk menghibur penumpang yang nunggu supaya nggak bosen.


Target pertama setelah keluar stasiun adalah nyari sarapan. Karena ini perjalanan bermodus super irit, ya nyari makannya nggak brani yang neko-neko. Maka mampirlah kita di sebuah warung darurat yang nampaknya sudah menyediakan nasi bungkus siap makan.  Nasi bungkus sudah tersedia dalam 3 rasa, daging (sapi), ayam, atau tongkol.  Satu bungkus seharga 6000 sajah, plus satu gelas teh manis seharga seceng, cukuplah buat mengganjal perut. 


Beres makan, kita cari taksi dari keluarga blue bird yang banyak mangkal.  Bersama taksi, kita meluncur ke ITS. Ternyata jarak ke ITS lumayan jauh.  Lebih lumayan lagi ternyata jarak dari gerbang utama ITS ke gedung yang dituju juga jauh, sampe-sampe menghabiskan sekitar 12rebu argo. Woow.. kampus ITS ternyata lumayan gede yaaa., kebayang kalo aku kuliah disini, bisa-bisa langsing kalo harus jalan kaki ke sana sini. 
Singkat kata, tepat waktu kita nyampe di lokasi, gedung Teknik Informatika ITS. Setelah registrasi, nunggu-nunggu bentar, kemudian acara dimulai jam 9 teng.  Dibuka secara resmi oleh rektor ITS, dilanjutkan dengan keynote speaker.  Menurut sambutan dari ketua panitia, konon tingkat acceptance nya sekitar 55 % (atau 45% paper ditolak).
Keynote speaker ada 3 orang, 2 dari Jepang, satu dari Singapore. Materi keynote speaker sangat menarik hati, menurut aku loooh. Oom Simon dari Singaparna membahas tentang penggunaan komputer nempel di badan, yaa semacam Jarvis nya Iron man gitu laah. Rupanya oom Simon ini pengrajin HCI (human computer interaction).  Trus ada Oom Igasaki, dari Jepang, yang mempresentasikan penelitian di bidang bioinformatics, mengembangkan alat untuk menganalisis detak jantung. Oom Hasegawa membahas tentang distance learning, blended learning dan sejenisnya. 

Sambutan Rektor ITS, Prof. Joni Hermana
Peserta cukup banyak yang hadir, meskipun presenter hanya sekitar 50 an, tapi penampakannya Aula Teknik Informatika ini dipadati ada mungkin sekitar 150 orang. Partisipan selain presenter banyak yang berasal dari mahasiswa S2 yang dipaksa-paksa oleh dosennya untuk hadir..(jiaah, kirain ane aja yang suka maksa-maksa mahasiswa untuk hadir). 

Penampakan Para Peserta
Sebagai penganut sri narsiswati, tak lupa ane menyempatkan berselfie ria dengan latar panggung yang (mumpung) masih kosong.

Panggung yang masih kosong (tampak depan, pemandangan mengganggu)
Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan makan siang dan pararel session.  Beberapa foto yang berhasil dikumpulkan misalnya, pas mejeng sama Profesor Tomodachi.. eeeh.. Tomohiko Igasaki yang masih cerah ceria.  Mas Tomohiko ini bekerja sebage profesor di universitas Rilakuma.. doooh salah lagi.. maksudnya Kumamoto University.


Mejeng bersama Tomohiko Igasaki
Psst.. ternyata dari sekitar 55 paper, ada 3 paper yang dibuat oleh tiga mahasiswa Universitas Gunadharma. Kereen yaaa.. masih mahasiswa dah nembus International Conference, IEEE pulak.. saluuut.. saluuut.. mudah-mudahan jejaknya diikuti oleh adek-adek mahasiswa lainnya.

Pemakalah Mahasiswa Universitas Gunadharma

Giliran Presentasi, rada keriting juga niiih
Selesai presentasi, sudah tentu kita foto bareng. Tapi nampaknya sesi foto bareng ini kurang dipersiapkan dan dikoordinir oleh panitia. Jadi yaa asal mejeng aja, asal buru-buru ke depan dan nitip kamera ke sapa aja yang sukarela motoin.

Sesi Foto Barengan
Naah, udah gitu, tibalah saat yang paling bikin penasaran. Kata situsnya, konon nanti ada dinner di kapal pesiar.. Walaah.. udah ngebayangin kayak gimana gituuu lhooo dinner di kapal pesiar itu.... Apakah seperti gambar begini ?


Atau seperti ini?



Trus ngebayangin, suasana dinner nya ngkali kayak gini ?



Ternyata.... setelah naik bis sekitar satu setengah jam, nyampe lah kita ke pelabuhan. Di dermaga sudah bersandar kapal kecil, yang tadinya aku kira, cuma sarana untuk naik ke cruise ship yang lebih gede.  Laah ternyata.. ya memang di kapal kecil itulah dinner nya. Kapasitas kapal nampaknya tak bisa lebih dari 50 orang. Bahkan, di atas geladak, maksimum cuma boleh 20 orang. Pantesan, tadi siang tu panitia sibuk banget konfirmasi sana sini, siapa-siapa yang pasti bisa ikut dinner yang sama sekali nggak gala itu.  Namun syukurnya, kapal kecil itu ternyata cukup untuk kita semua, karena banyak yang akhirnya memutuskan nggak ikutan dinner alias langsung pulang. Berikut ini foto-foto di atas kapal "pesiar" tersebut.



Pemberian Cindera Mata di atas Kapal

Penyanyi (plus satu organ tunggal sebage pengiring)
Sebelum terlanjur gelap, kita sempetin lah mejeng di dek kapal, ini juga saat ombak nggak terlalu gede. Tampak latar belakang patung siapa yaaa? Malemnya kita mejeng lagi, tapi yaaa makin susah dapet foto bagus. Selain karena gelap, kapalnya juga makin gencar bergoyang-goyang. Tapi dapet tuuh satu di header, foto dengan latar belakang jembatan Suramadu.

Mejeng di kapal sore hari.

Nggak lama juga acara di kapal, karena yaaa rada-rada boring gitu, cuma ngobrol ngalor ngidul dan dengerin satu penyanyi pake organ tunggal gitu. Menunya juga biasa-biasa aja. Yaa tapi lumayan laah.. panitia berusaha memberikan kesan "berbeda" dengan menawarkan dinner di kapal (mini).  Justru karena kecilnya ukuran kapal, maka kita dengan lincah bisa berpindah sana sini, ngobrol sana sini, foto sana sini tanpa harus merasa risi meskipun belum terlalu kenal. Misal, tiba-tiba saja ngobrol en mejeng bersama seperti foto di bawah ini.  Kiri : Igasaki, kanan : Simon Perrault, trus paling kanan, hmm sapa ya.. lupaaa euy.... nampaknya staff Dosen ITS (maaf pak, lupa namanya..)


Mejeng dan sadaaar bangeudd sama kamera...

Sayang, besoknya harus segera balik. Lagian ITS itu jauh kemana-mana, nggak bisa blanja blinji. Lagiaan, acaranya sampe malem, males juga nglayap lagi. Plus pulak, besoknya terpaksa naek kereta sepagi mungkin sehingga nggak mungkin jalan-jalan dulu. Ya sud, mungkin nanti ada Soerabaja episode dua ngkali yaaaa....

Sunday, August 3, 2014

Ngapdet Agustus - September 2014

Hmm... setelah "puasa" cukup lama dalam hal apdet-mengapdet blog, dan khawatir juga blog ini nantinya rada-rada jablay. So, dengan agak memaksakan diri, ane apdet juga ya isi blog ini. Tapi maap, berhubung ngapdetnya rada-rada nggak mood, jadi ya sesuai selera diriku sajah ya..
Ada beberapa alesan mengapa jadi nggak mood dalam hal ngapdet blog, antara laen :
  • Perubahan peraturan di kampus ane. Makin ari makin pelit ajaa tuh kampruss.  Mosok setaon jalan-jalan dibatasi cuma sekali nasional dan sekali internasional (jiaah keliatan tukang jalan-jalan gratisan). Udah gitu, yang dulu kalo jalan pake ongkos sendiri trus bisa diganti, sekarang udah nggak ada!!! Alias kayaknya kudu membatasi diri dalam aktivitas jalan-jalan atas inisiatip pribados ini.
  • Kesibukan ibu-ibu, karena taun ini tuh banyak banget event penting, misalnya, si kakak yang gede mau masup sma, trus adeknya mau  masup SD. Masup SD si biasa-biasa aja, tapi dokatnya lumayan ruar biasa. Trus si kakak yang mau masup SMA, meni heseee disuruh belajar, jadi aja kepaksa rada deg-degan dan ekstra keras mengawalnya. Alhamdulillah, it's over..!!
  • Sakit, nah itu die.. ni mesin kayaknya tau aja kalo udah tua, dipaksa-paksa eeeh malahan ngadat. Alhasil, nyaris selama bulan Juli kemaren ane sitirohat total, dalam pengertian, sitirohat mikir, dan lebih banyak memprioritaskan aktivitas bersenang-senang, ceritanya recovery getooo...
  • Tuntutan tugas, cie...cie.... tuh tugas ngampus banyak amaat siiih, malahan ane kelewat deeh proposal, karena gagal konsen sama tugas dari dua sisi kehidupan kampus, sebagai yang ngajarin mhs dan yang menjadi mhs. Mana dewan penasihatnya rada-rada nggak sesuai dengan hati nurani niih.. maksudnya ane blum sanggup mengikuti tuntutan dan tuntunan belio-belio yang bergelar prosesor tsb.
  • Ingin meningkatkan diri... dooh ini cerita lama. Ceritanya pengen lebih selektif, lebih produktif, lebih inovatif, dan lebih kualitatif dalam menulis. Prakteknya? NOL BESAR...!! Makin takut berkualitas jelek, malahan tidak menghasilkan tulisan apa-apa. So.. lupakan dulu deh usaha peningkatan diri, dan (untuk sementara), kembali menjadi penulis picisan aja deeeh...
Naah... berhubung atas dasar alesan tersebut di atas, makanya ane nyaris nggak inovatif, produktif, dan informatif dalam mengapdet konten blog ini. Padahal, banyak juga lho yang nanyain.."kok blog nya  nggak di-update lagi?" (Geuning ada juga yang baca ya...?? sok teeeu looo... ge-er..!!). Atau tiba-tiba ada yang sms "Mo tanya, kalo event anu tuuh kira-kira bagus nggak?? nggak ada ulasan di blog nya euy..!!" (hahaha... lebay.. sok-sok an mengulas event orang, padahal sendirinya juga blum mampu bikin event.. aseli lhoo.. bukan nyindir si babeh yang suka banget mendiskreditkan event orang, sambil sendirinya kalo bikin event, lebih-lebih geje dari event yang didiskreditkan..!!)
So, nggak usah banyak cuap-cuap lagi laaah, berikut ini ada beberapa event yang berhasil ane kumpulkan. Tapi sayangnya, deadline nya mepet-mepet semua yaaak... Secara googling di mbah Google, kayaknya jarang yang bikin deadline oktober kesono, so kebanyakan event tsb, yang terjadi bulan September, Oktober, dst, mematok deadline Agustus. Yaaa.. cekidot aja deeh, ane urutkan berdasarkan dedlen yaaa.

Event Nasional 

CITEE 2014 – The 6th Conference on Information Technology and Electrical Engineering
Universitas Gajah Mada, Eastparc Hotel, Yogyakarta, 7-8 October 2014
Deadline 14 Agustus 2014
Comment : biar judule pake bahasa ngenggres, ini event nasional kok. Sudah rutin terselenggara, cuma info registrasinya kok ndak ada yak?

KNS&I 2014, Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2014
STIKOM Bali, 7-8 November 2014
Deadline 16 agustus 2014
Reg IDR 500

Dua event nasional yang murmer dan deket...!!

Semansfmipa 2014, Seminar Nasional Tahunan Matematika, Sains dan Teknologi
Universitas Terbuka, Jakarta (eeh.. Tangerang Selatan) 23 September 2014
Deadline 23 agustus 2014 (abstrak)
Reg IDR 250

Kensefina, Konferensi Sistem Informasi Indonesia
UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, (UIN), Oktober 2014
Deadline 25 Agustus 2014
Reg IDR 350

Saintiks 2014, Seminar Nasional Teknik, Komputer, Dan Rekayasa
Unikom, Bandung 23 Oktober 2014
Deadline (abstrak) 26 agustus 2014
Reg IDR 500

DISC 2014, 6th DIGITAL INFORMATION & SYSTEM CONFERENCE (DISC)
Universitas Maranatha, Bandung, 3-4 Oktober 2014
Deadline (paket express) 1 September 2014
Reg IDR 650

SNITI I, Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi
Pemkab Samosir, Samosir, Toba, 10-11 oktober 2014
Deadline (abstrak) 1 Sept 2014
Reg IDR 200
Comment : haduuuuh... pengen buangeetttt... soale murah, dan kayaknya tempatnya sangat-sangat menggiurkan..!! Secara ane blum pernah ke Danau Toba.

SNAST 2014, Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi
AKPRIND, Yogyakarta,  Sabtu, 15 November 2014
Deadline : 6 sept 2014
Reg IDR 550

SNSKI, Seminar Nasional Sistem Komputer dan Informatika
Universitas Andalas, 10-15 Oktober 2014
Deadline (babak III) 15 sept 2014
Reg IDR 500
Comment : Ini juga menggiurkan..... tempat wisatanya tajiiir bangets..

SNTI XI 2014 , Seminar Nasional Teknologi Informasi
Universitas Tarumanegara, Jakarta, 13 Desember 2014
Deadline 30 sept 2014
Reg IDR 400

Event Internasional, tapi cuma di Indonesia aja yaaa...

ICACSIS 2014, 2014 International Conference on Advanced Computer Science and Information Systems
(Host : Universitas Indonesia), Ambhara Hotel, Blok M, Jakarta, Indonesia
October 18, 2014 – October 19, 2014
Deadline: 10 August 2014Reg IDR 2000

MICEEI 2014, Makassar International Conference on Electrical Engineering and Informatics(Host : Universitas Hasanuddin), Makassar, Aryaduta Hotel, 26-30 November 2014
Deadline : 10 August 2014
Reg ?? (nggak ada informasi niih!!)


ICISS 2014, International Conference on ICT for Smart Society
STEI ITB, Grand Panghegar Hotel, Bandung, 24-25 September 2014.
Deadline 10 August 2014
Reg IDR 600

SERVE 2014, The International Conference on Management and Technology in Knowledge, Service, Tourism & Hospitality 2014
Hilton Hotel Jakarta, Indonesia, during 27 - 28 September 2014.
Deadline 11 Agust 2014
Reg USD 350-400

CCIO 2014 – Conference on Chief Information Officer
Host : Universitas Gajah Mada,  Eastparc Hotel, Yogyakarta, October 7-8, 2014.
Deadline 14 Agustus 2014
Reg ?? (nggak ada info biaya registrasinya)

UIC 2014, The 11th IEEE International Conference on Ubiquitous Intelligence and Computing 
Ayodya Resort, Bali, December 9-12, 2014
Deadline 15 agt 2014
Reg ? (dari event taun lalu EUR 650, atau student EUR 500, non IEEE member)

ISCLO 2014, 2nd International Seminar & Conference on Learning Organization
Host : Telkom University, Jakarta, 5-6 November 2014
Deadline : 15 agt 2014
Reg IDR 1300-1500

ICIET 2015, 3rd International Conference on Information and Education Technology
Bali, January 5-6, 2015
Deadline 15 agt 2014
Reg USD 450
Comment : duit segitu kayaknya lumaknyusss siiih, soale janjinye mau di-publish di jurnal, niii katanya: All ICIET 2015 papers will be published in the International Journal of Information and Education Technolog (ISSN: 2010-3689)

AeroEarth 2014, The 2014 International Conferences on Geological,Geographical, Aerospaces  and Earth Sciences
Discovery Kartika Plaza Hotel , Kuta, Bali, Indonesia 11 - 12 October  2014.
Deadline 20 august 2014
Reg USD 375-400

ICCEI 2015, 3rd International Conference on Communication and Electronics Information
Bali, Kuta Central Park Hotel 5-6 January 2015Deadline 25 agt 2014
Reg USD 450-480
Comment : sama kaya ICIET, host-nya juga sama, janjinya juga sama:All ICCEI 2015 papers will be published in the International Journal of Information and Electronics Engineering (ISSN: 2010-3719)

CITSM 2014, The 3rd International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,November 3, 2014 – November 6, 2014 Deadline : 30 agt 2014
Reg IDR 1500-2000

ICITACEE 2014, The 1st International Conference on Information Technology, Computer and Electrical Engineering Universitas Diponegoro, Semarang, 7-8 Nov 2014
Deadline 30 agt 2014
Reg IDR 750 (non IEEE member)
Comment : Untuk seminar internasional yang diseponsorin sama ieeeeeeee (eeh kebanyakan..), registrasi segitu termasuk super duper murah looh..

ICMR 2014, International Conf on Multidiciplinary Research
Universitas Islam Sumatera Utara dan UNSYIAH Banda Aceh.
Medan, 16-17 October 2014
Deadline : abstract 30 July, full paper 30 August 2014
Reg IDR 500-800

VisioGame 2014, The 2nd International Conferences on Computer Graphics, Visualization, Computer Vision, and Game Technology
Grand Hyatt Hotel,  Bandung, Indonesia, on 29-30  November 2014.Deadline 30 agt 2014
Reg USD 375-450

Sebenernya masih banyak event-event laen yang nggak ane sertakan disini, alesannya antara lain udah kelewat tanggalnya (yaaah.. nggak usah diomongin doong!!), kemahalan duitnye (mosok ada yang biaya registrasinya USD 650, kan nggak "layak" untuk standar hidup dosen kere hemat kayak ane), ndak jelas penyelenggaranya (nah ini si semata-mata persepsi sepihak), atau event-nya di Bali lagi... Bali lagi.. bosen..!! (padahal sekalipun belum pernah ke Bali, cuma mampir di Bandara Ngurah Rai, sejam doang..!! Belagu yak?) Jadi kayaknya untuk event Internasional di Bali, cari aja ndiri deeeh. Oh ya.. ane juga nggak masupin event yang dari kampruss ane sendiri, takut dibilang narsis.. eeeh..... bukan narsis deeeh.. secara ane rada-rada minder tuuh sama mbah-mbah prosesor di kampruss kita yang entu tuuuh.

Wednesday, June 12, 2013

Berkelana ke Mataram


Ealaaah.. meskipun rada-rada basi ceritanya, berhubung sudah terjadi beberapa waktu yang lalu, tapi ndak apa-apa lah kalo ane posting sekarang. Soale.. ya baru sempatnya sekarang.
Alkisah, setelah berkali-kali gagal ikut KNSI, berhubung selalu terjadi di luar pulau Jawa, entah kenapa taun ini ane pengeeen buangetttsss ikutan. Alesannya? Ya karena kali ini KNSI 2013 dilaksanakan di Lombok, di STMIK Bumigora Mataram. Dimanakah tempat tersebut? Entahlah...!! Lha wong diriku ini taunya cuma Jakarta, Bandung, dan skali-skali ke Yogya doang. Kuperrr banget yak...!!
So, dengan sedikit maksa en ngotot, serta bersyukur juga bahwa ane masih punya "stok" paper di saat yang tepat, akhirnya masuk juga paper kesayanganku tersebut ke KNSI 2013. Konon daftar paper yang keterima banyak banget, entah karena tingginya antusias para partisipan berkonferensi ilmiah, atau antusias jalan-jalan. Curiganya yang terakhir niiiih.. Melihat nama-nama partisipan, nampaknya yang terakhir yang bener.
Okelah, kita ga-akan mbahas soal paper atau konferensi tersebut. Itu terlalu mulia untuk dibahas di tulisan yang sangat narsis dan nggak bermutu seperti ini. Mending cerita-cerita sajalah, ngapain aja kita di Lombok?
Perjalanan kali ini, seperti biasa, di-arrange oleh travelplanner kita, Jeng Nila.

Babak I : Planning

Berhubung niat utama ke Lombok ini memang "jalan-jalan", sedangkan kondisi keuangan pas-pasan, maka kita harus melakukan perhitungan yang super cermat supaya bisa meminimalisasi biaya perjalanan. Kalo ngikutin acara panitia, ada siiii acara jalan-jalan, tapi cuma sehari, dan itupun seabreg-abreg tempat yang kudu dikunjungi. Ngebayanginnya aja udah puyeng.... apa ndak puyeng tuh.. kalo baru aja nyampe di satu tempat.. eeeh.. udah ngacir lagi...
Maka, Jeng Nila mulai melakukan kegiatan surfing-surfing sana sini, ngeliat-liat blog orang dan hasil review orang-orang tentang tempat-tempat terseksi di Lombok. Hasilnya, kita susun rencana perjalanan yang dibagi menjadi 3 hal sebagai berikut :
1. Dimanakah akan menginap ?
Hal pertama, menginap. Diputuskan kita akan mencari penginapan yang semurah mungkin, tapi memenuhi standar minimal yaitu :  ada AC, ada kamar mandi dalam, bisa buat bertiga, dan include breakfast. Kriteria terakhir, anggarannya tidak melebihi 200rb/malam.
2. Kemanakah kita akan berjalan-jalan ?
Berdasarkan agenda dari panitia, acara seminar tersebut diduga efektif hanya sehari. Hari kedua diisi dengan sisa acara plus penutupan. Sedangkan kita memiliki 3 hari waktu berkelana yaitu Kamis, Jumat dan Sabtu. Oh ya.. sebenernya temen-temen yang laen memutuskan pulang Minggu, sehingga mereka memiliki tambahan waktu satu hari. Sedangkan diriku harus pulang Sabtu karena Minggu pagi si kakabilal harus ikut turnamen. So, disusunlah acara sbb :
  • Kamis : full di seminar plus malemnya nyari oleh-oleh
  • Jumat :  HARUS..... ke Gili Trawangan. Konon rugi kalo dah nyampe Lombok tapi ndak ke Gili-gilian tersebut. Naah.. supaya puas, kita akan menginap semalam di GT.
  • Sabtu : pulang sepagi mungkin dari GT, trus dilanjutkan mengunjungi beberapa pantai di Lombok, sesempatnya, maksimum sampe jam 14.00, karena pesawat yang ane pesan berangkatnya jam 17.45. 
3. Berapa banyakkah oleh-oleh yang harus kita beli?
Untuk menghemat biaya oleh-oleh, kita berimprovisasi sepakat memberikan oleh-oleh kolektif. Maksudnya ya selain ngirit, juga lebih efisien. Dana oleh-oleh digabung, ditentukan siapa saja yang "berhak" mendapatkan oleh-oleh, ditentukan berapa budgetnya, dicari juga apa barangnya.  So, nggak ada oleh-oleh yang overlap. Misalnya si A ngasih dodol....eh.. sama... si B juga ngasih dodol.. kan ga efektif.... ya kan??
Hasil itung-itungan, kita harus mendapatkan oleh-oleh berupa cindera mata khas Lombok, yaitu perhiasan mutiara, untuk sekitar 10 orang-an lah. (coba itung. kalo harga perhiasan itu minimal 20rebu, berarti udah 200 rebu kan...).  Jumlah segitu hasil seleksi orang-orang yang dianggap beruntung "berhak" mendapat oleh-oleh atas kebaikan hati dan dukungan mereka selama ini..(hahaha... lebay..!!). Oh ya.. kita juga menyisihkan oleh-oleh sepesial, untuk orang-orang yang dianggap lebih tinggi "tingkat pertolongan" nya ke kita-kita selama ini, misalnya berupa kain (yang grade-nya rada tinggian dikit dari perhiasan).  Sisanya, kita akan belikan sejenis makanan untuk oleh-oleh berjamaah. Kalo nggak dipikirin dengan seksama, urusan oleh-oleh ini kan bisa menghabiskan biaya perjalanan. Selain makhluk-makhluk di kantor, yang di rumah juga pasti minta oleh-oleh, yang pasti anak, suami, adek, kakak, tetangga, halaaah.. ribet ya di Indonesia kalo bepergian. Secara uang saku kita kan miniiim bangett, nggak kaya orang2 di kantor tetangga itu loo.

Setelah menyusun travelplan seperti di atas, kita mulai mencari-cari.
Pertama, cari penginapan.  Penginapan harus deket dengan tempat seminar, supaya ndak ongkos.  Cari - punya - cari, akhirnya nemu tempat dengan nama Wisma Nusantara II. Alamatnya Jl.Beo 10-12 Cakranegara, Mataram. Nggak deket-deket amat, tapi menurut mbak2 yang ditelpon, katanya hanya perlu naek taksi sekitar 5 menit dengan ongkos sekitar 10 rebuan. Oke deeh.... Harganya juga bersahabat, 125rebu semalam, untuk kamar ber AC, ber-kamar mandi dalam, ada TV LCD, ada breakfast, double bed dan boleh bertiga.  Kita pesan 2 kamar (karena ada satu rekan yang ikutan). Tapi berhubung malam Sabtu kita akan berpindah ke GT, jadi cuma pesan 3 malam yaitu malem kamis, malem Jumat dan malem Minggu. Untuk malem Jumat, kita akan bertitip saja barang-barang di kamar rekan yang laen, soale anggaran nginepnya kudu dipindahin buat nginep di GT.
Kedua, cari-cari tiket.  Ke Lombok, nggak banyak pilihan laah, akhirnya kita putuskan pake Lion Air sajalah...beli tiket Bandung - Lombok, dengan transit di Denpasar. Harga tiket ? Heuuu.. lupa, kalo ndak salah sekitar 1.4jeti an lah.  Soale booking nya agak-agak mepet juga.
So.. berangkatlah kita....

Babak II : Arriving

Berangkat siang-siang dari Bandung, sekitar jam 11 an.  Eeeh.. di Bandara kita sudah ketemu beberapa rekan senasib, tapi mungkin nasibnya lebih baik..ha..ha..  Jam 14 an kita nyampe di Ngurah Rai, jangan lupa, waktu beda se-jam-an lho..  Konon di Bandara Ngurah Rai ini segala mahal, makelum Bandara Internasional. So, ane sudah bersiap-siap dengan gaya emak-emak. Ane sudah mempersiapkan bekal makan siang untuk kita satu rombongan. Nasi, sayur dan sambel lengkap. Kita berjalan cukup jauh mencari tempat makan yang layak, akhirnya nemu semacam tempat kongkow sopir-sopir gitu di deket tempat parkir di pintu keluar bandara. Makan siaang...!! Cuek aja laah.. nggak nyuri ini..!!

Siap-siap berangkat dari Lanud Husen Sastranegara Bandung
Setelah cukup lama nangkring di Ngurah Rai, bahkan sampe nyaris sejam delay, akhirnya kita berangkat juga ke Lombok.  Lucunya, setelah cukup lama bergeletakan di ruang tunggu, kok ga ada yang manggil2 kita ya... akhirnya pas si petugas halo-halo, Jeng Nila inisiatif tanya..
"pak.. ini pesawat ke lombok ya?"
"Iyaaa..."
"Lhoo koq nggak manggil-manggil dari tadi, koq nomer penerbangannya jadi beda ya?"
Segeralah kita bergegas naek pesawat.

Nyambung pake Wings Air di Bandara Ngurah Rai Denpasar

Nyampe di Lombok Praya
Tuuh kan sapa yang paling banyak bawaannya hayoo...?

Rute Denpasar-Lombok sebentar saja. Pesawatnya juga lebih kecil dari yang pertama dinaekin. Satu bangku buat berdua (kalo yang sebelumnya satu bangku bertiga).  30 Menit kemudian kita sampe di Bandara Lombok Praya. Bandara ini merupakan bandara Internasional baru, yang beroperasi baru setahun. Ternyata lokasi bandara Lombok Praya ini juaaauuuh.. banget dari kota Mataram. Nggak seperti bandara sebelumnya yang terletak di kota.  Sampe di bandara hari sudah menjelang magrib, sekitar jam 17.50.  KIta sempet bingung mau pake apa ke kota Mataram.  Keluar bandara banyak berderet-deret taksi, baik taksi gelap maupun taksi terang benderang.  Waduuuh.. kirain kayak di Bandung gitu.. ada angkot atau apa laah.. Nah.. akhirnya kita tanya-tanya deh dengan para taksi tersebut. Hasil tawar menawar ternyata tarif untuk rute Lombok Praya - Mataram sekitar 110 rebu. Menurut sang sopir, nggak mahal segitu, karena jarak tempuhnya juga lumayan jauh. Nyaris sejam katanya.. Mobil yang kita naikin sejenis taksi gelap, warnanya juga gelap dan berjenis Xenia sehingga lumayan lapang di dalemnya.
Eeeh.. omongan pak Sopir ini bener juga.. ternyata juuaaauuuh juga ke Mataram itu... Kita lewat jalan luruuussss, sepii... kayak pesawahan gitu... kira-kira 45 menit, barulah masuk daerah pemukiman. Menurut mbah Google Maps, jaraknya sekitar 30 Km, jadi kira-kira nyaris se jam an laah.
Menjelang masuk kota, kita sempet iseng-iseng tanya dimanakah beli oleh-oleh.  Minimal biar punya bayangan buat besoknya. Sang sopir tanya, emangnya mau beli apa aja? Kita bilang cuma beli mutiara-mutiara gitu laah. Ujung-ujungnya sang sopir merekomendasikan sebuah tempat di pinggiran kota, yang menurut dia, lumayan murah dan bagus.  Kita bilang, besok aja laah... tapi menurut pak Sopir, liat aja dulu, besok kalo mau balik lagi juga nggak apa-apa. Dia juga bilang bersedia menunggu tanpa perlu bayar biaya tambahan.
Setuju ajalaaah... sehingga kita akhirnya mampir ke tempat tersebut. Tempatnya berupa ruko, mungkin ada sekitar 3-4 toko berderet. Selebihnya kita nggak tau, soale hari udah gelap.
Toko yang pertama kita masukin ngejual berbagai jenis mutiara. Dari harga termurah sampe yang muahal jutaan juga ada. Karena targetnya tuh buat oleh-oleh, kita mati-matian mencari yang spesifikasinya sesuai anggaran.  Setelah tawar menawar ketat, akhirnya kita membeli cincin mutiara sebanyak 10, gelang sebanyak 2. Itu yang anggaran oleh-oleh terencana lho.. Yang payahnya oleh-oleh tidak terencana ternyata membengkak gila-gilaan.. Melihat mutiara yang kinclong-kinclong gitu, siapa yang nggak ngiler... ha...ha.. Ujung-ujungnya kita meninggalkan toko dengan menghabiskan hampir setengah jatah ongkos perjalanan.  Nggak tahan liat mutiara yang keren-keren gitu... pengen beliin Ayu laah.. pengen punya juga laaah.. dasar cewek matreee...!!
Berikut ini penampakan beberapa mutiara yang berhasil terseleksi sebage oleh-oleh.

Cincin mutiara, dengan 2 mutiara, cocok untuk oleh-oleh ibu-ibu. Harganya 20 rebu sajah untuk satu cincin.
 
Kalung dengan liontin mutiara tunggal. Cocok buat abege2, dibeli seharga 100rebu perak untuk 3 biji, tentunya setelah melewati proses tawar menawar yang sengit...
Set kalung dan Gelang mutiara, buat anak kecil. Ceritanya buat adek Ayu, harganya satu set 100rebu, setelah menawar sampe suara serak..ha..ha...
Toko kedua persis di sebelah toko mutiara ngejual bermacam-macam kaen dan kaos. Di toko ini kita membeli satu dua selendang tenun ikat untuk oleh-oleh juga. Udah gitu... tobat...!! Kapok...!! kebanyakan mikirin oleh-oleh.....

yang sibuk milih oleh-oleh...
 First Mission : cari oleh-oleh ... checked..!! 

Selesai dari toko, kita ditawari oleh pak Sopir untuk makan malam dulu. Pak sopir ini lumayan baek dan kreatif. Alesannya, kan males kalo dah nyampe penginapan trus keluar-keluar lagi..mendingan sekarang aja. makan dulu.  Jadi nanti sampe penginapan tinggal istirohat...!! Waah.. tokcer juga sarannya ya...

Maka mampirlah kita di sebuah warung tenda, sejenis kayak warung soto madura gitu laaah. Cuma di Mataram, kebanyakan warung tenda ngejual menu khas mataram yaitu Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung. Lagian..emang ane udah bercita-cita, kudu makan pelecing kangkung. Konon kangkung Mataram itu uenaak buangettt deeh..  Di warung ini kita memesan satu ayam taliwang dan 4 porsi pelecing kangkung. Alesan cuma pesen satu porsi ayamnya, soale satu ayam itu terdiri atas 4 potong, cuma ayamnya ayam masih balita alias kecil banget potongannya. Satu porsinya sekitar 25 rebuan. Tapi ndak masalah laah.. .. soale ane dan jeng Savitri ga terlalu suka makan ayam.

Menu Ayam Taliwang yang pertama berhasil dinikmati.  Ayamnya emang blum keliatan, masih dipanggang. So yang disajikan terdiri dari pelecing kangkung, sambel terong mentah, dan lalaban. Sambelnya itu lhooo bener-bener bikin ketagihan..!! Harga satu potong ayam taliwang sekitar 25 rebuan, include sambel. Kalo pelecing kangkung sekitar 6 rebuan. Sambelnya gratis...


Day I : Menghadiri seminar  (yaiyaaaalaaah.. memangnya mau kemana??)
Setelah sarapan gratis di penginapan, kita siap-siap berangkat ke Seminar.   Lokasi penginapan lumayan deket sama tempat seminar, sehingga kita berangkat nyantai-nyantai sajah.

Tampak halaman luar penginapan, jalannya nggak terlalu rame, lumayan adem.
Kamar penginapan, lumayan laah buat harga 100rebu semalam, dengan dua tempat tidur single. Seprenya bersih, kasurnya latex, depannya ada meja, lemari n tipi.

Jata sarapan pagi untuk dua orang... dapet hibah dari temen di kamar laen, jadi cukup buat 3 orang deeh.

Ruang tunggu penginapan, lumayan lega...
Naek taksi dari tempat penginapan ke tempat seminar cukup 5 menit saja, dan cukup menghabiskan tarif Argo 6000 perak sajah. Itu pake taksi BlueBird lho.  Karena kasian, akhirnya kita tambahin supaya bulat 10rebu.  Sampe tempat seminar, waah sudah rame banget. Keynote speaker disampaikan di ruangan yang nggak terlalu gede dan terpaksa dibagi menjadi dua sesi, setengah di ruang bawah, setengahnya di balkon.  Di seminar ini kita bertemu wajah-wajah lama yang termasuk kategori pengrajin seminar, sejenis diriku laah... 

Registrasi peserta
 
Keynote speaker, ngomongnya di lantai dasar, kita nonton dari balkon, ya rada sayup-sayup laah...

 Ketemu sapa aja yaaa?

Bu Ayi dari Unpas, lengkap dengan dua permata hatinya.

Dika, dari Unpas juga..
Wisnu, sekarang di UIN Sunan Gunung Djati

Pak Husni, jauh-jauh dari Bandung, ketemu di Mataram

Tiga dara kadaluwarsa...(yang paling kanan enggak loooh..!)

Jeng Sav, teken kontrak mau presentasi

Jeng Sav waktu presentasi.. serius banget yaak...?

Nih penampakan ane waktu presentasi, rada ngelantur tuuh, untung moderatornya baek..
Kebetulan, kita semua satu rombongan, kebagian presentasi di hari yang sama, sehingga sampe sore kita stand by di Seminar, mendengarkan presentasi, memberi dukungan, dlsb, bereslah hari itu. 
 Second mission : hadir di seminar ... checked..!!!



Babak III : Exploring
 
Supaya jelas rute berkelana kita, mari cekidot peta berikut.  Mula-mula kita nginep di daerah Cakranegara, trus nyebrang ke Gili Trawangan, lewat pelabuhan Bangsal (berarti ke arah Utara), balik lagi besoknya, trus ke Pantai Kute, Tanjung Aan (ke arah Selatan, Pantai Kute itu yang ada tulisan Aerotel Tatsura Lombok,  Tanjung Aan sekitar tulisan Jelateng Pujut), dan balik ke Bandara Lombok International, di Praya

Rute berkelana.... mulai dari tengah (cakranegara), ke utara (Gili Trawangan), trus ke Selatan (Kuta dan Tanjung Aan)



Day II :  Traveling to Gili Trawangan
Hari kedua adalah hari Jumat.  Mengingat isyu konon acara selam-menyelam di Gili Trawangan biasanya maks berangkat jam 11, sampe jam 2, maka kami berusaha berangkat sepagi mungkin dari penginapan. Seperti yang sudah direncanakan, kami akan menginap semalam di Gili Trawangan. So,  tadi malem ane sibuk browsing-browsing cari penginapan. Ternyata penginapan di Gili Trawangan mahal-mahal rek, setidak-tidaknya harga segitu lah yang bisa dibooking via internet. Akhirnya, takut ga kebagean tempat nginep, kita booking aja satu penginapan seharga 200 rebuan semalem.  Pikir-pikir ndak apa-apalah, toh cuma semalem ini. Naah, untuk menghemat pengeluaran penginapan, untuk malem Sabtu tersebut, kami checkout dari penginapan di Mataram dan menitipkan barang-barang ke temen yang masih to be continue nginep disono. Tapi konon, kalopun nggak ada temen nginep,  kita bisa titip koper di front office mereka.  Setelah berkonsultasi dengan karyawan hotel yang ramah tamah dan rada-rada doyan cengengesan, akhirnya mereka menyarankan kita untuk menyewa taksi menuju pelabuhan untuk menyebrang ke Gili Trawangan. Sebab, menurut mereka, kalo pake ojek lumayan jauh, mo rental motor juga ternyata rutenya jauh juga... lewat hutan lagi.. so rada-rada nggak recommended buat cewek gitu.   Liat aja peta di atas, dari Cakranegara menju pelabuhan Bangsal, lewat hutan kaan...
Jumat pagi, kami berhasil berangkat sekitar jam 7.30 an.  Kita putuskan menyewa taksi Bluebird sampe pelabuhan. Sang taksi meluncur melewati jalan yang memang lumayan juaauuuh, ada ngkali sejam lebih.. melewati hutan yang banyak monyet, kampung, lembah, gunung, dlsb. Untung deeh nggak naek motor. Jalan yang dilewati kadang-kadang sepi dari perkampungan penduduk. Total argo yang harus dibayar setelah nyampe pelabuhan Bangsal, sekitar 80 rebuan.  Sampe sejenis terminal, kita mesti nyewa Cidomo, sejenis delman. Konon ga ada angkot yang nyampe persis ke sisi pelabuhan.  Ongkos sewa Cidomo sekitar 15-20 rebu.  Padahal deket ajaa siih, tapi males juga jalan karena cuaca udah cukup terik dan jalannya gersang.



Naek Cidomo

Rute Cidomo, dari terminal angkot menuju pelabuhan

Sepuluh menit kemudian, kita sampe di Pelabuhan Bangsal, sekitar jam 09.00, segera kita membeli karcis. Harga karcisnya cukup murah, sekitar 12.500 per orang.  Tapi kapalnya nggak langsung berangkat, nunggu banyak dulu penumpangnya. Sambil nunggu kapal, kerasa cuaca panaas banget dan silau.. disono banyak yang jual topi en kacamata. Hm..hm.. gimana kalo beli topi en kacamata yaaa.. ngkali aja kepake di Gili Trawangan.

Penjual topi lebar, penahan panas
Jadi deeh berkacamataria... cuma 20rebu sajah

Trio kwek-kwek di kapal, pake topi 20 rebuan juga, kecuali punya  jeng Sav, lebih mahalan dikit, karena pake renda-renda di pinggiran topinya...
Jam 09.30 kapal mulai berangkat. Penyebrangan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, tergantung kondisi ombak.  Kebetulan kapal juga ndak terlalu penuh dan ombak sedang tenang.  30 menit kemudian kita akhirnya  menginjak pasir pantai Gili Trawangan, deeuh... rasanya gimanaa gitu.. !! (Makelum, orang ndeso..!!). 

Bukti otentik sudah  menjejakan kaki di pasir pantai Gili Trawangan
Sampe disono, kita berusaha nelpon penginapan yang kemaren malem udah dibooking. Uuups lupa, si penginapan tsb pake nomor Simpati, padahal di pulau ini, sinyal simpati jueleeek buangett, yang ada juga sinyal XL.  Singkat kata, kita ndak berhasil mengontak nomor si tempat penginapan.  Untungnya kemaren waktu booking blum bayar.  Waktu kita celingukan galau nggak tau mau nginep dimana, ternyata banyak sales-sales amatiran nawarin penginapan. Mereka caranya cukup sopan kok.. ndak maksa-maksa, bahkan nanya pengen yang budget nya berapaan?  Akhirnya kita terbawa bujukan salah satu sales, untuk memilih salah satu penginapan yang memang lokasinya agak jauh ke dalam. 
Nama penginapannya Bale Sasak. Tempatnya cukup enak.  Kebetulan yang punyanya ternyata urang Sunda, jadi weeeh rada-rada lancar negosiasinya.  Mereka punya beberapa kamar, beberapa diantaranya berbentuk rumah tradisional Lombok (kayak rumah sasak gitu).  Setelah nego-nego, akhirnya kita diberi kamar seharga 200rebu semalem buat bertiga. Lumayaaan....  Kamarnya  juga cukup bersih, dan modelnya kayak paviliun gitu. Kamar mandi di dalam, buka pintu langsung teras, di teras ada satu set kursi duduk sederhana. Kamar dilengkapi AC, dlsb, lumayan.  Oh ya, penginapan ini juga nyewain sepeda dengan tarif yang cukup murah, 25 rebu seharian... sampe pegeeel daah pokoknya.  Padahal tadi waktu di pantai, sempet ngelirik tarif penyewaan sepeda sekitar 50 rebu untuk beberapa jam.  

Bongkar muatan di kamar Bale Sasak

Toiletnya cukup bersih dan gede, sayang nggak ada bak, juga nggak ada ember, jadi urusan cuci-cuci ngandelin tempat cuci tangan  itu lho. Lantainya batu kerikil mungkin supaya nggak licin.
Setelah bongkar muatan (kita bawa barang seadanya, sebagian barang ditinggal di penginapan di Mataram),  kita bersiap-siap ke Pantai, ceritanya pengen nyari tempat selam-menyelam gitu.  Sampe pantai, ternyata sebagian besar kapal yang menawarkan selam-menyelam tersebut sudah pada berangkat. Lirik-lirik jam, ternyata sekarang sudah jam 10.30 an.  Mungkin tadi rada lama muter-muter nyari penginapan dan bongkar muatan di penginapan. Rata-rata kapal berangkat jam 10.00 rupanya. Padahal tarifnya lumayan murah looo,  cepek saja untuk berkelana sampe sekitar jam 14-15 siang, merambah dua pulau Gili lainnya (Gili Air dan Gili Meno). 
Supaya  jelas, bagemana rute berkelana kita selama di Gili Trawangan, mari disimak peta berikut.  Tempat kita nginep, Bale Sasak, terletak kira-kira agak di tengah. Dari pantai tempat mendarat kapal, kira-kira berjalan kaki 15 menit.  

Rute pengelanaan di Gili Trawangan
Daripada manyun nggak jelas, akhirnya diputuskan mencari makan siang. Muter-muter kita naek sepeda mencari tempat makan yang murmer. Di tengah-tengah pulau, ada beberapa warung nasi model war-teg. Karena aku dan jeng Sav sama-sama pemakan sayur, so no problemo kita mau makan dimana. Setelah capek muter-muter, kita putuskan makan di sebuah warung sederhana dengan lauk sederhana sajah. Kita punya plan bahwa sekali makan nggak boleh lebih dari 25 rebu per orang, soale semua pengeluaran sudah dihitung dengan ketat sebelumnya.  Naah, ternyata makan di warung ini cukup sepuluh rebu sajah.. hehehe.. jadi bisa ngirit 15 rebu (tentunya dengan menu sayur-sayuran. By the way, sayur favorit ane, sambel terong, ueanaak buangett loooh. Ternyata di Lombok ini, yang namanya suambell kok uenak-ueenak yaaa.. Jadi cuma sama sambel terong aja rasanya nikmat banget..).
yang kepanasan bersepada, nggak kuat jajan es krim.. sapa hayoo...???

Aduuh puanass banget jeng, neduh dulu aah...
Sebage pengobat kecewa, karena nggak keburu Diving, akhirnya kita bersantai-santai ria sajah di pantai.  Di pinggir pantai, banyak tempat yang menyewakan alat selam buat diving-diving an di seputaran pantai. Pantainya emang kereeen banget. Airnya jernih dan bersih,  pasir pantai juga putih bersih.  Di sepanjang pantai banyak tempat njemur-njemur.  Setelah bersepeda-sepeda agak lama, kita berenti di satu tempat deket Good Heart Resort, yang menawarkan sewaan alat, plus kursus Diving singkat, plus tempat makan, dlsb sejenis itu laah. Bisa dilihat dari peta, kita bersepeda menelusuri pantai hingga sampe ke Good Heart Resort.  Di tempat tersebut kita menyewa masker selam, harganya 10rebu sajah per jam per alat. Kalo pake jaket pelampung, nambah lagi 5 rebu. Kita menyewa tiga alat selam dan berselam ria di pantai dangkal.. sekedar pelipur laraaa.. ha..ha..

Milih-milih masker buat menyelam

pura-pura snorkeling, percaya deeh, aernya cuma sedalam 80 cm

Waduuh, ada model majalah pria dewasa...??
Meskipun dangkal, tapi kemiringan pantainya beda-beda lhoo.. kadang-kadang landai, kadang-kadang mendadak curam, so kudu ati-ati kalo nggak pinter berenang. Atau kalo nggak biasa berenang di pantai. Seperti ane contohnya, rada-rada kagok berenang pake alat-alat selam kayak gitu... lha sekalinya bersantai berenang, tiba-tiba kaki udah nggak nginjek dasar, weeiitsss.. ternyata udah nyasar ke kedalaman hampir dua meteran.. hadoooh...!! Sempet panik, segera ane berenang kocar kacir ke pinggir pantai lagi. Makelum, ndesoooo...!! 
Setelah puas berenang-renang nggak keruang, ngeceng-ngeceng para pengunjung, yang emang didominasi sama makhluk alien alias wisman, misalnya cewek dari Inggris yang sibuk baca novel dari tablet-nya, atau sekumpulan cowok indihe yang bercengkrama dengan temen-temennya. Emak-emak bule yang berjemur entah dengan brondong atau cucunya, nggak jelas juga.. kita kembali mengayuh sepeda, mencari tempat laen. Eeits.. nggak usah ganti baju laaah.. pake aja baju basah yang tadi dipake nyemplung ke laut. Tooh disono banyak juga yang pake baju minimalis doang bersepada sana sini. Tapi untungnya nggak ada yang sampe nude banget gitu.  Keuntungan ga ganti baju adalah tiap nemu tempat strategis baru, kita langsung bisa berbasah-basah lagi. Alhasil, kita mencoba sekitar 4 lokasi pantai yang berbeda-beda, dari ujung ke ujung kayaknya.. ampe bosen. 
Menjelang ashar kita pulang ke penginapan, buat ganti baju yang basah total, istirohat bentar dan mandi.  Jam 5 sore, cepet-cepet  kita kayuh kembali sepeda, mengikuti rombongan orang-orang. Nggak tau pada mau kemana.. ha..ha.. , rupanya orang berbondong-bondong ke pantai buat liat sunset yang konon asoy geboy tersebut.  Di sepanjang jalan, kita juga melewati beberapa tempat penginapan yang elite dan bikin ngiler, tapi cuma buat dilewatin ajah, buat nginep siiih, tak terjangkau laaah...


Mejeng di Pondok Santi

Cakep ya bungalow Pondok Santi ini?

Masih di halaman Pondok Santi

Mampir di sebuah cafe pinggir pantai, tempat orang nongkrong ngeliat sunset atau ngedugem semaleman.
Ada beberapa titik strategis buat ngeliat sunset.  Salah satunya yang terletak di ujung pulau dan tempatnya agak nanjak. So kita harus segera menggenjot sepeda.  Di titik tempat sunset ini, banyak cafe-cafe memagar batas di pantai.  Ada juga sih pantai yang bebas nggak ada pagar cafe-nya, tapi biasanya yang strategis udah dipagar sama cafe-cafe tersebut sehingga nggak bisa juga kita mepet ke pantai tanpa masuk ke pagar cafe tersebut.  Bentuk "cafe" nya umumnya saung-saung tempat jual minuman, meja-meja tanpa atap di pantai atau kursi-kursi santai yang berserakan di pantai. Cape nggenjot sepeda, kita berhenti di salah satu cafe yang agak di ujung.  Alesan kita milih cafe ini, selain letaknya di ujung, di pintu masuknya juga sudah terpasang daftar harga minuman yang cukup terjangkau kantong. Oh ya.. rata-rata cafe memang nyimpen daftar harga makanan dan minuman di pintu masuknya. So, kita punya perkiraan memilih tempat yang kira-kira terjangkau harganya, nggak terjebak langsung masuk, eeeh.. nggak taunya harga minumannya selangit. Di cafe yang akhirnya kita pilih buat tempat nongkrong ini, mencantumkan harga yang masih "wajar", misalnya softdrink sejenis fanta, coca cola, dijual seharga 10rebuan.  Jus seharga 15-20 rebuan. Yaa.. lumayan laah (mengingat "jatah" sekali makan maks 25 rebu /org).  

tukang pijet mejeng di cafe pinggir pantai

nah ini meja tempat kita nongkrong

Makin malem, api unggun mulai dinyalakan
Masuk ke cafe ini, kita pilih satu meja, pesen softdrink dan jus saja laaah dan diem berlama-lama di pantai sambil nunggu matahari terbenam.  Pengunjung yang tadinya nggak begitu rame, perlahan-lahan makin rame makin menjelang sunset. Kelakuannya macem-macem, ada yang kongkow dengan teman-teman, ada juga yang ngegalau sendirian, atau berlama-lama tiduran di kursi santai sambil melihat ke arah pantai, nggak tau tidur-tiduran atau tidur beneran, soalnya rata-rata pake kacamata item, nggak jelas laah matanya merem atow melek.  

nemu Channing Tatum KW?? hahahaha.. itu si Oom lagi ngegalau alone..
Ternyata nongkrong di pantai itu bisa lupa waktu yaaa...? Ndak nyadar kita sudah menghabiskan waktu nyaris hampir jam 8 malem. Walaaah.. satu persatu tamu yang "normal" beranjak pulang (yang "nggak normal" mungkin jam segitu baru dateng... menikmati kehidupan malam).  Konon kehidupan malam Gili Trawangan itu sangat menggota, banyak tempat dugem, tempat nongkrong para turis dengan musik yang ajeb-ajeb, atau musik reagge.  Tapi kita tentunya nggak berani laaah berlama-lama di lingkungan tersebut.  Jam 20 an sepeda dikayuh beranjak pulang. Di sepanjang jalan, kehidupan malam mulai berdenyut. Banyak tempat yang sudah mulai menawarkan atraksi, misalnya tarian api (orang nari sambil muter-muterin api). Restoran malam pun sudah mulai aktif menawarkan dagangannya.  Mereka menjejerkan sea-food nya di sepanjang jalan. Kita bisa milih, timbang dan makaan deeh...!!  

Fire Dance
Naah, pas lewat tempat ini, Jeng Sav nggak kuat nahan godaan seafood. Emaang ngileer sih liat udang segitu gede, cumi yang seger-seger, belum lagi aroma barbeque yang menggoda selera..  Akhirnya gugur juga komitmen kita makan cuma jigo sekali makan. Bodo amaat laaah. .kapan lagi nyobain seafood di Gili Trawangan ... ya nggak..??? So akhirnya kita berhenti di sebuah restoran yang dekornya lumayan mewah, The Beach House. Pertama kita pilih dulu bahan seafood nya di keranjang di depan restoran. Jeng Sav milih beberapa ons Udang,  ane milih beberapa potong cumi.  Kita minta semuanya dibakar.  Trus kita mengisi piring dengan nasi dan sejenis sayur-sayuran, ceritanya salad.  Naah untungnya sayur dan nasi nggak dibatasi, bisa ngambil suka-suka. So kita pake strategi satu piring ambil nasi agak banyak, sayur dikit, satu piring lagi sayur agak banyak, nasinya dikiit, supaya nanti bisa dibagi-bagi.  
Sekitar 10 menit kemudian, hidangan datang. Eeeh emang minimalis siih.. cuma beberapa potong cumi dan udang, soale mau beli yang laen-laen taaatuut...  Secara keseluruhan hidangannya enak. Bumbu dan saos bakar-bakarannya juga enak. Jeng Nila menambahkan pesanan secangkir kopi.  Kita makan di pinggir pantai  dengan meja menghadap ke laut.  

Udang, entah cuma berapa ons, isinya cuma 3 oekor sajah, tapi lumayan gede-gede

Cumi, juga cuma sekitar 2-3 ons sajah.  cuminya emang dari sononya udah dipotong-potong
Berapaan yaaa semuanya? Oooh.. ternyata cuma menghabiskan cepek lebih dikiit.. eeehm.. murah juga. Bendahara kita, jeng Sav, tersenyum.. lumayaaan.. masih dalam batas anggaran makan.. ha..ha..
Jam 21.00 kita mengayuh sepeda pulang ke penginapan. Pas lewat alun-alun, yang siangnya kosong, ternyata kalo malem dipenuhi segala macam pedagang dan beraneka macam dagangan, ada ikan bakar, ada jagung panggang dlsb. Tapi berhubung kita udah kenyang... langsung aja pulang n tidur... Begitu nyampe kamar, ternyata hujan turun dengan deraaassss.. kita segera tidur karena ceritanya.. niiih, besok mau  ngejar sunrise.
Ternyata... karena hujan gede, dan mungkin cape ngegenjot sepeda sesorean sampe malem, kita blasss ketiduran sampe jam 6 pagi.. Yaaah.. mana mungkin ngejar sunrise.. matahari sudah mejeng dengan terang benderang.   Segera keluar kamar dan melihat lingkungan. Ane berjalan-jalan sampe ke lobby penginapan.  Di lobby yang bentuknya cuma kayak terasan tsb, ada beberapa bule ngobrol-ngobrol.  Ane cari info tentang sarapan.. ternyata mereka menyediakan sarapan dengan harga yang cukup murah. Yaa dari pada puyeng muter-muter nyari makan, akhirnya ane memesan sarapan pancake dan roti bakar. Harganya lumayan muraaah, cuma goceng, aseli... goceng.. Omelet nya juga muraah.... Rasanya juga lumayan enak, kalo teh, mereka menawarkan teh manis gratis. 

Nyarapan Omelet Telor di Bale Sasak


Sambil menunggu pesanan datang, kita ngobrol-ngobrol laah sama oom dan tante bule yang nongkrong di Lobby.  Di meja mereka masih tergeletak beberapa botol bir.  Mereka tanya, kita dari mana, sejenis basa-basi seperti itu laaah. Trus mereka heran.. kita kok bangunnya pagi-pagi amaat, emang mau kemana? Ane jelasin, kita kan mau buru-buru balik ke Mataram.   Oooooh, nyubuh amat, malah gitu komennya.. Selidik punya selidik, ternyata mereka tuuuh baru pulang dari dugem ria, bahkan blum tidur sama sekali. Ane bilang, bukannya semalem itu ujan gede..? Iya.. kata mereka, ujan gede banget, tapi berenti sekitar jam 11 an malem, naaah  segera setelah hujan reda, mereka mulai menggelar pestanya.. Oooh pantesaaan...

Siap-siap checkout dari Bale Sasak
Selesai makan, mandi, kita berkemas meninggalkan Gili Trawangan. Targetnya, kita harus udah ada di Lombok kembali sekitar jam 9 an, karena masih ada beberapa pantai yang ingin dikunjungi.  Sambil nunggu kapal nyebrang, kita duduk-duduk di pantai. Tak sengaja jeng Sav berkenalan dengan dua dara manis yang juga ternyata berkelana ke Gili Trawangan. Dua dara ini, Yuli dan Leni, ternyata berniat meneruskan pengelanaannya ke pantai-pantai di Lombok juga. .. Waah kebeneran.. dengan segera Jeng Sav menyatakan niatnya... gayung bersambut.. mereka malah dengan semangat mengusulkan supaya bareng-bareng aja, ngirit ongkos katanya.  Konon mereka sudah memesan mobil untuk dirental seharian.  Mobil akan menjemput begitu mereka sampe di Mataram.  Tarif sewa mobilnya sekitar 400 rebuan seharian. Itung-itung, lumayan kaan kalo 400rebu dibagi berlima, jadi seorang cuma 80 rebuan. So usulan tersebut disambut dengan suka cita...!! Daripada kita nyewa mobil 400rebu dibagi tiga, ya mending dibagi lima laaah.. Mereka juga setuju ujungnya nanti nganterin ane ke Bandara, karena pesawat ane balik Sabtu jam 17.30 (ane balik duluan broo.. Jeng Sav n jeng Nila balik hari minggu).  So dengan duit segitu, sudah include transport ke bandara... lumayaaan..!! 
Third Mission : Menyambangi Gili Trawangan.....checked...!!
Sampe di pelabuhan Bangsal, kita kembali naek taksi.  Rada maksa-maksa naek taksi berlima, dengan alesan "ngerasa" badannya kan kecil-kecil.. ha..ha.. maksa banget.. Tapi kan jadi murah banget, 80rebuan dibagi lima..!!  Sampe penginapan, kita istirahat sebentar,  dan ambil barang-barang yang kemaren dititipin.  Sekitar jam 11 an, mobil yang dipesen dateng.  Rupanya pak sopir mobil ini kenalan neng Yuli atau neng Leni gitu laah.. mungkin mereka pernah punya proyek barengan. Aselinya neng Yuli dan neng Leni ini orang Bogor, tapi kayaknya jam terbang mereka dalam berkelana jauuh melebihi kita-kita.. so ampir di setiap tempat mereka punya kenalan, entah buat nebeng, atau cari info tentang transport murah.  Mulai deh, tujuan pertama kita ke pantai Kuta dan Tanjung Aan. Rute ini dipilih karena satu arah dengan bandara, yaitu ke arah Selatan.  Sedangkan pantai-pantai lain di arah yang berbeda.  So, kita memang harus memilih, pantai mana yang bisa dikunjungi dalam satu kali rute perjalanan. Mengingat waktunya sangat sempit, maka kita targetkan nggak lama-lama di satu pantai.  Targetnya jam 4 kita sudah harus meninggalkan Tanjung Aan.
Meninggalkan penginapan, tujuan pertama adalah tempat makan, karena itung-itungan kita bakal susah cari tempat makan nggak jelas di jalan, dan kemungkinan sampe sore, so kita pilih makan dulu sebelum berkelana. Neng Yuli sudah punya tempat makan pilihan, yang konon murah meriah dengan hidangan khas berupa sejenis soto daging dengan nama "Bebalung". Isinya ya daging dan tulang-belulang. Lokasi restoran ini di arah Selatan keluar dari kota Mataram. Namanya rumah makan "Bengkel". Coba liat deh, tagihan untuk kita makan bertiga sekitar sekiaan...


Penampakan Warung Bengkel Murah Meriah
Tagihan di warung Murah meriah,  lumayan murah kan, makan bertiga cuma 65 rebuan.

Sekitar jam 13 an, kita sampe ke pantai Kuta. Pantai ini sii biasa-biasa aja, tapi pemandangannya memang indah... airnya juga jernih dan pantainya dangkal, banyak karang di sepanjang pantai sehingga kita bisa rada-rada berjalan ke perairan pantai.  Pantai ini nggak banyak infrastruktur pendukung, misalnya saung, tempat makan dlsb. Untung kita udah makan duluan, jadi di pantai ini kita cuma jalan-jalan, liat pemandangan, dan foto-foto. 

Naah ini dia bersama Dora eeeh Yuli and Leni the Explorer..

Pemandangan di Pantai Kute Lombok ini memang yahuud banget..

Bergaya alay di pantai Kute, makelum, remako (remaja kolot....)

Di batu-batu pantai Kute

 Jam 14 an kita meninggalkan pantai Kuta menuju Tanjung Aan. Konon Tanjung Aan tempat termasyur buat surfing. Jarak dari pantai Kuta ke Tanjung Aan lumayan deket kalo kata Peta, sekitar 5-6 Km, tapi berhubung jalannya kecil, jelek, dan berkelok-kelok, rasaan ada ngkali setengah jam baru nyampe Tanjung Aan.  Sampe di Tanjung Aan, keliatan belum banyak bangunan. Ada siii satu resort yang baru dibangun tapi nampaknya blum kelar.  Pantainya sendiri memang cakep banget, pemandangannya indah sekali, ada semacam bukit dimana kita bisa naek dan ngeliat sejauh mata memandang.  Aernya jernih, dan yang kereeen, pasirnya konon disebut pasir merica, karena ukurannya gede-gede kira-kira segede butiran merica.  Ane sampe nyempetin mbawa pasir ini di botol air mineral bekas. Biasaaa, kebayang kayaknya kalo dipake maenan Ayu, kereen ngkali... Di pantai ini memang kayaknya jadi lokasi strategis buat surfing. Sepanjang jalan pergi dan pulang, berkali-kali kita ketemu bule naek motor sambil mbawa papan surfing. Beberapa diantaranya naek motor telanjang dada. Apa ndak takut masup angin oom?? Di pantai sendiri, hari itu, keliatan ada anak lokal sedang bolak balik surfing. Anak ini kira-kira berumur 10 taun, tapi kulitnya iuteem, kayaknya kelamaan dijemur di pantai.  Bolak-balik dia mengayuh papan surfing. Ndak aneh kalo daerah Lombok banyak menghasilkan atlet surfing yaak.. Pantainya menunjang, jadi mereka tinggal menyalurkan bakat alam sajah.  
Aernya jangan ditanya, jernih sekali, sampe-sampe dari atas tebing kita bisa melihat kura-kura yang berenang di bawah aer. Aer juga tampak dangkal dan banyak ditutupi karang di beberapa tempat. Kayaknya kalo nggak inget waktu, pengeeen deh berleyeh-leyeh lama di pantai tersebut.

Tanjung Aan dari atas bukit....(kalo mau liat poto yang lebih bagus, browse mbah Google deeh..)

Serasa dimanaaa gitu.. ini pemandangan dari atas bukit di Tanjung Aan..

Duuh tuh si Oom Bule, apa nggak takut masup angin? Pake motor polosan gitu...bela-belain bawa papan setrikaan lagi..
Tapi karena ane kudu ngejar pesawat, so jam 16.00 teng kita berangkat dari pantai Tanjung Aan menuju Lombok Praya.  Sekitar 40 menit, sampailah kita ke Lombok Praya.  Sayang sekali, ane kudu balik duluan, jadi nggak bisa melanjutkan lagu berkelana besoknya. Padahal jeng Sav dan jeng Nila konon akan berkelana ke beberapa pantai lagi besoknya.  Setelah delay 1 jam, akhirnya pesawat berangkat ke Denpasar. Dari Denpasar, nyambung Lion Air ke Bandung.  Ampir-ampiran ketinggalan, karena yang dari Lombok delay 1 jam, yang di Denpasar udah siap mau terbang.  So.. kita berlari-lari, kayak di terminal angkot aja. Nggak masuk ke bandara lagi, tapi langsung dari pesawat Wings Air, lari-lari ngejar bis Lion Air dan langsung diangkut ke pesawat Lion Air. Saking buru-burunya, sampe-sampe pengecekan tiket dlsb diadakan di bis. Alhamdulillah, begitu duduk di kursi, Lion Air langsung berangkat ke Bandung.
Haduuuh, kayaknya kurang deh 3 hari di Lombok. Mungkin butuh seminggu lebih buat mengunjungi tempat-tempat menarik, juga butuh duit yang lebih buanyak..ha..ha.. Untungnya pas pulang, Jeng Sav sempet-sempetnya beli kangkung khas Lombok. Jadi deeh ane masakin cah kangkung buat yang di rumah, biar ngerasain mak-nyus nya kangkung lombok...

Ini di Senggigi yang Jeng Sav??


Nampaknya di Senggigi juga niih.

Pasti yang ini ane gak ikutan, nggak tau apa namanya niih, sejenis ketan atau lontong gitu laah

Kakak kebagian kaos Lombok

Naah ini dia cah kangkung dengan kangkung aseli from Lombok

Eeeh, dapet oleh-oleh spesial dari Jeng Sav dan Jeng Nila...

Naah ini die yg jadi paporit ane, kalung ini aselinya 2 susun, tapi karena dipake ayu, jadi 3 susun. Mutiaranya warna pink

Eeeh, beli kalung kayak ginian juga. Yang ini diiket pake perak, jadi rada mahalan, 100rebuan





Ujian Online

Banyak situs ujian online, tapi, secara pribados, saya paling sering menggunakan Classmarker. Gimana caranya..?? Ok, ada beberapa tahap ...