Wednesday, September 16, 2015

Nyambang Ke Kota Pahlawan

Lamaa banget nggak ngapdet, kayaknya kebanyakan ngurusin blog ini itu, sehingga tak terasa blog ini jadi jablay.  Ok, daripada nanti nggak jadi-jadi postingannya, so.. kita posting aja edisi kota pahlawan kali ini. 
Sebenernya berkali-kali ada seminar di Kota Pahlawan, entah kenapa, kok rada-rada males berkunjung. Yang kebayang tuh, puanasss nya pasti nggak ketulungan.  Tapi, gara-gara kemaren nonton presentasinya ibu Risma tentang e-Gov kota Pahlawan, kok jadi tiba-tiba pengen berkunjung. Deuuh, ngarang pisaaan....
Juga, berkali-kali ITS mengadakan seminar, selalu nggak terkejar deadlinenya. So, akhirnya, setelah seminar ini 8 kali diselenggarakan, barulah aku sempet ikut event yang ke sembilan kali.  Eventnya bernama ICTS yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Informatika ITS. Beberapa alesan kenapa akhirnya ikut event ini antara lain adalah : 1. Papernya keterima (ya iyaaa laaah.. kalo nggak keterima, masak mau maksa-maksa!!), 2. Dapet tiket kereta api promo cuma 70 rebu sajah (kelas bisnis, 3. Biaya registrasi lumayan murah (pake tiket pelajar, IEEE member, cuma sekitar 1.5 jeti sajah, sangat murah untuk kelas seminar internasional yang bakal masuk IEEEXplore), 4. Belum pernah ke Surabaya dan ke ITS juga, 5. Pengeeeen... Ya sudah laaah, nggak usah berpanjang lebar, bilang aja pengen eksis dan narsis.
Setelah sukses berburu tiket pergi (pulangnya nggak dapet brooo... itu tiket promo sebanya 70 rebu, habis dalam hitungan 30 menit, terutama untuk rute jarak jauh semacam Jakarta Surabaya, Bandung Surabaya), kita milih naek kereta Mutiara Selatan. Kereta Mutiara Selatan ini, sesuai judulnya ya lewat Selatan laah.  Perjalalan mulai dari stasiun Bandung, sampe stasiun Gubeng jam 05.40, telat dikit laah (harusnya 05.30).  Naek kereta ini aneeh juga, waktu beli tiket lewat situs online, kok kayanya dah penuuh banget.. sampe-sampe mau milih bangku kosong aja susah. Laaah, pas naek keretanya kok kayaknya kosyong melompong, bahkan gerbong yang aku naekin, gerbong terakhir, kosong blong. Saking kosongnya sampe-sampe pak Kondektur menyarankan aku pindah gerbong. Aku tanya, nggak apa-apa gitu oom? Pak kondektur menunjukkan posisi kursi kosong melalui gadget nya [android booo..!], Niih bu.. pilih sendiri kursi kosongnya..!! Akhirnya aku segera hijrah ke gerbong 5. Sampe Surabaya, banyak penumpang berfoya-foya di gerbong tersebut. Berfoya-foya dalam artian satu orang sampe ngambil satu blok. Satu kursi ditempati sendiri sambil selonjoran, sedangkan kursi di depannya buat nyimpen tas dan bawa-bawaan mereka. Deeuh, kenaaapaaa di situsnya dibilang kursinya penuh yaaak? Yawudaaah, aku kan nggak lagi pengen ngomongin perkerataapiaan.


Sampe Gubeng, target ikut mandi doong.. Ternyata, kamar mandi di Gubeng ini tidak senyaman dan sebahagia kamar mandi di Stasiun Tugu. Toilet Wanita, terletak di luar, dekat mushola, cuma punya dua kamar. Kamar yang kedua, yang ada bak mandinya, ternyata bak mandi kosong, entah bocor entah nggak jelas. Di dalam bak tersedia satu ember kecil plus gayung. Parahnya lagi, airnya keciiil banget. Mungkin lagi musim kemarau. Di pintu kamar toiletnya terpasang tulisan "Dilarang Mandi". Laaah, trus ane kudu mandi dimana? So, dengan cuek dan sabarnya ane mandi. Cuek karena jelas-jelas ada tulisan dilarang mandi, teteup mandi juga. Sabar karena untuk bisa mandi, kudu rada nunggu 5 menitan, nunggu aer di ember agak banyakan.  Setelah mandi ekspress dan shalat subuh, ane siap berkelana langsung ke ITS.  Pas lewat lobby stasiun, eeeh ada live music ternyata. Lagu-lagunya lumayaan laah, lagu semacam Koesplus dan campursari. Mungkin untuk menghibur penumpang yang nunggu supaya nggak bosen.


Target pertama setelah keluar stasiun adalah nyari sarapan. Karena ini perjalanan bermodus super irit, ya nyari makannya nggak brani yang neko-neko. Maka mampirlah kita di sebuah warung darurat yang nampaknya sudah menyediakan nasi bungkus siap makan.  Nasi bungkus sudah tersedia dalam 3 rasa, daging (sapi), ayam, atau tongkol.  Satu bungkus seharga 6000 sajah, plus satu gelas teh manis seharga seceng, cukuplah buat mengganjal perut. 


Beres makan, kita cari taksi dari keluarga blue bird yang banyak mangkal.  Bersama taksi, kita meluncur ke ITS. Ternyata jarak ke ITS lumayan jauh.  Lebih lumayan lagi ternyata jarak dari gerbang utama ITS ke gedung yang dituju juga jauh, sampe-sampe menghabiskan sekitar 12rebu argo. Woow.. kampus ITS ternyata lumayan gede yaaa., kebayang kalo aku kuliah disini, bisa-bisa langsing kalo harus jalan kaki ke sana sini. 
Singkat kata, tepat waktu kita nyampe di lokasi, gedung Teknik Informatika ITS. Setelah registrasi, nunggu-nunggu bentar, kemudian acara dimulai jam 9 teng.  Dibuka secara resmi oleh rektor ITS, dilanjutkan dengan keynote speaker.  Menurut sambutan dari ketua panitia, konon tingkat acceptance nya sekitar 55 % (atau 45% paper ditolak).
Keynote speaker ada 3 orang, 2 dari Jepang, satu dari Singapore. Materi keynote speaker sangat menarik hati, menurut aku loooh. Oom Simon dari Singaparna membahas tentang penggunaan komputer nempel di badan, yaa semacam Jarvis nya Iron man gitu laah. Rupanya oom Simon ini pengrajin HCI (human computer interaction).  Trus ada Oom Igasaki, dari Jepang, yang mempresentasikan penelitian di bidang bioinformatics, mengembangkan alat untuk menganalisis detak jantung. Oom Hasegawa membahas tentang distance learning, blended learning dan sejenisnya. 

Sambutan Rektor ITS, Prof. Joni Hermana
Peserta cukup banyak yang hadir, meskipun presenter hanya sekitar 50 an, tapi penampakannya Aula Teknik Informatika ini dipadati ada mungkin sekitar 150 orang. Partisipan selain presenter banyak yang berasal dari mahasiswa S2 yang dipaksa-paksa oleh dosennya untuk hadir..(jiaah, kirain ane aja yang suka maksa-maksa mahasiswa untuk hadir). 

Penampakan Para Peserta
Sebagai penganut sri narsiswati, tak lupa ane menyempatkan berselfie ria dengan latar panggung yang (mumpung) masih kosong.

Panggung yang masih kosong (tampak depan, pemandangan mengganggu)
Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan makan siang dan pararel session.  Beberapa foto yang berhasil dikumpulkan misalnya, pas mejeng sama Profesor Tomodachi.. eeeh.. Tomohiko Igasaki yang masih cerah ceria.  Mas Tomohiko ini bekerja sebage profesor di universitas Rilakuma.. doooh salah lagi.. maksudnya Kumamoto University.


Mejeng bersama Tomohiko Igasaki
Psst.. ternyata dari sekitar 55 paper, ada 3 paper yang dibuat oleh tiga mahasiswa Universitas Gunadharma. Kereen yaaa.. masih mahasiswa dah nembus International Conference, IEEE pulak.. saluuut.. saluuut.. mudah-mudahan jejaknya diikuti oleh adek-adek mahasiswa lainnya.

Pemakalah Mahasiswa Universitas Gunadharma

Giliran Presentasi, rada keriting juga niiih
Selesai presentasi, sudah tentu kita foto bareng. Tapi nampaknya sesi foto bareng ini kurang dipersiapkan dan dikoordinir oleh panitia. Jadi yaa asal mejeng aja, asal buru-buru ke depan dan nitip kamera ke sapa aja yang sukarela motoin.

Sesi Foto Barengan
Naah, udah gitu, tibalah saat yang paling bikin penasaran. Kata situsnya, konon nanti ada dinner di kapal pesiar.. Walaah.. udah ngebayangin kayak gimana gituuu lhooo dinner di kapal pesiar itu.... Apakah seperti gambar begini ?


Atau seperti ini?



Trus ngebayangin, suasana dinner nya ngkali kayak gini ?



Ternyata.... setelah naik bis sekitar satu setengah jam, nyampe lah kita ke pelabuhan. Di dermaga sudah bersandar kapal kecil, yang tadinya aku kira, cuma sarana untuk naik ke cruise ship yang lebih gede.  Laah ternyata.. ya memang di kapal kecil itulah dinner nya. Kapasitas kapal nampaknya tak bisa lebih dari 50 orang. Bahkan, di atas geladak, maksimum cuma boleh 20 orang. Pantesan, tadi siang tu panitia sibuk banget konfirmasi sana sini, siapa-siapa yang pasti bisa ikut dinner yang sama sekali nggak gala itu.  Namun syukurnya, kapal kecil itu ternyata cukup untuk kita semua, karena banyak yang akhirnya memutuskan nggak ikutan dinner alias langsung pulang. Berikut ini foto-foto di atas kapal "pesiar" tersebut.



Pemberian Cindera Mata di atas Kapal

Penyanyi (plus satu organ tunggal sebage pengiring)
Sebelum terlanjur gelap, kita sempetin lah mejeng di dek kapal, ini juga saat ombak nggak terlalu gede. Tampak latar belakang patung siapa yaaa? Malemnya kita mejeng lagi, tapi yaaa makin susah dapet foto bagus. Selain karena gelap, kapalnya juga makin gencar bergoyang-goyang. Tapi dapet tuuh satu di header, foto dengan latar belakang jembatan Suramadu.

Mejeng di kapal sore hari.

Nggak lama juga acara di kapal, karena yaaa rada-rada boring gitu, cuma ngobrol ngalor ngidul dan dengerin satu penyanyi pake organ tunggal gitu. Menunya juga biasa-biasa aja. Yaa tapi lumayan laah.. panitia berusaha memberikan kesan "berbeda" dengan menawarkan dinner di kapal (mini).  Justru karena kecilnya ukuran kapal, maka kita dengan lincah bisa berpindah sana sini, ngobrol sana sini, foto sana sini tanpa harus merasa risi meskipun belum terlalu kenal. Misal, tiba-tiba saja ngobrol en mejeng bersama seperti foto di bawah ini.  Kiri : Igasaki, kanan : Simon Perrault, trus paling kanan, hmm sapa ya.. lupaaa euy.... nampaknya staff Dosen ITS (maaf pak, lupa namanya..)


Mejeng dan sadaaar bangeudd sama kamera...

Sayang, besoknya harus segera balik. Lagian ITS itu jauh kemana-mana, nggak bisa blanja blinji. Lagiaan, acaranya sampe malem, males juga nglayap lagi. Plus pulak, besoknya terpaksa naek kereta sepagi mungkin sehingga nggak mungkin jalan-jalan dulu. Ya sud, mungkin nanti ada Soerabaja episode dua ngkali yaaaa....

Ujian Online

Banyak situs ujian online, tapi, secara pribados, saya paling sering menggunakan Classmarker. Gimana caranya..?? Ok, ada beberapa tahap ...