Sunday, May 1, 2011

Lika-liku Apresiasi

Di sekolahku, Eyang bikin peraturan, eh.. tepatnya kesepakatan antara yayasan, dan universitas, bahwa setiap dosen berhak mengajukan apresiasi atas publikasi ilmiah, maksimum 3x per tahun akademik. Apresiasi tersebut ya berupa penghasilan tambahan lah...!, sekali, gejreng... gitu...
Tapi mengajukan apresiasi itu nggak mudah. Selain persyaratannya ketat, untuk mendapatkan hasil yang optimal, kita perlu strategi dan perhitungan yang matang. Sebage gambaran sistem apresiasi yang diterapkan oleh eyang, ada dua katagori sbb :
  1. Presentasi nasional, yaitu jika event tersebut diselenggarakan oleh 100 perguruan tinggi (yang daftarnya nggak berubah-ubah itu). Nggak ada ketentuan khusus yang lebih strict selain dari syarat di atas. Biasanya, asal dah masup daftar 100 PT tersebut, otomatis bisa diterima.
  2. Presentasi internasional, yaitu jika event tersebut (nah ini yang agak rancu) memenuhi kriteria sbb : direview minimal oleh 5 reviewer yang berasal dari 5 negara yang berbeda, peserta minimal berasal dari 5 negara, dan 60% peserta berasal dari luar penyelenggara. Soal apakah penyelenggara masup 100 besar PT atau enggak, masih sering jadi sengketa. Padahal di syaratnya dah jelas nggak ada.
Sudah jelas, ada harga ada rasa. Apresiasi yang kedua dua kali lipat nilainya dibandingin yang pertama, dan... dari 3 x jatah apresiasi dalam satu tahun akademik, tidak ditentukan berapa kali katagori nasional atau internasionalnya. So, kalo pengen optimal si, idealnya dapet internasional ketiga-tiganya. Tapi, prakteknya susah sekali memenuhi kriteria ideal internasional seperti yang sudah ditetapkan di atas, soale event international yang diselenggarakan di Indonesia, biasanya rada ecek-ecek.
Ceritanya aku pengen menjajal sistem ini. So, dari 3 seminar yang sudah pernah kuikuti, yang kebetulan tiga-tiganya kelas nginternasional, walaupun selera lokal, aku ajukan buat apresiasi. Tiga seminar tsb adalah ICT4M di UIN-Jkt, ICTEL2010 di ITTelkom, dan ICMNS 2010 di ITB.
Langkah pertama, siapin semua berkas, berupa surat cinta, daftar cheklist kriteria, paper, sertifikat, surat tugas, dlsb. Untuk membantu mempercepat proses justifikasi, aku membuat semacam self evaluation atas seminar2 tsb. Di setiap berkas aku buat semacam rekap atas pemenuhan kriteria, misalnya berapa total peserta, dari negara mana aja, persentase paper yang keterima, jumlah reviewer dan dari negara mana aja. Tujuannya untuk mencocokan dengan kriteria yang udah ditentukan oleh eyang.
Dari tiga event yang aku ajukan, aku coba buat semacam justifikasi pribadi sbb:
ICTEL, dah dari awal bisa aku justifikasi nggak bakal cocok diklaim sebage kelas internasional. Alesannya? Karena selain pesertanya hampir 80% dari internal, reviewernya juga makhluk lokal semua. (Sayang, seribu kali sayang, bahkan alamat web site nya udah menguap entah kemana).
ICT4M, ini kandidat kuat. Dari hari H pelaksanaan aku dah yakin ini memenuhi kriteria. Soale, si panitia rapi jali banget. Waktu pelaksanaan, prosiding dan daftar acara dah keluar. Di prosiding dan daftar acara, dicantumkan sederetan nama yang diklaim sebage reviewer. Buanyaak banget.. ada lebih dari 10 orang dan nama-namanya heboh-heboh semua, Institusi asalnya juga dicantumin, plus negara juga, misalnya Ustrali, Jepun, dlsb.  Trus, pesertanya juga nyaris 70% mencantumkan institusi selain UIN-Jkt. Lebih dari 40% mencantumkan institusi Malaysia. Padahal, kalo aku liat dari nama-namanya si, kayaknya sebagian besar mereka-mereka itu dosen UIN juga yang lagi sekul di Malay, trus kirim paper sebage kewajiban sekul, dan mencantumkan nama Univ tempat dia sekul. So, kesannya partisipan dari luar...! Trus, meski sedikit (1 atau 2 aja), beberapa peserta jelas-jelas mencantumkan negara selain Indo dan Malay, misalnya korea (1 orang), India (1-2 orang), dst  sehingga kalo diitung-itung di atas kertas, ada sekitar 5-7 negara yang disebut. Pokoknya lumayan heboh lah..!!  Situs web nya juga lumayan, sampe sekarang bisa diliat judul2 paper yang keterima dan nama penulisnya.
ICMNS, nah ini... meskipun diselenggarakan oleh PT yang ngetop banget, ternyata di atas kertas reputasinya serba nggak jelas. Kenapa? Sampe tulisan ini dibuat, ternyata prosiding blum terbit, jadi yang dipegang peserta cuma kumpulan abstrak doang. (Terakhir kirim imel, katanya prosiding "sudah bisa diambil" tgl 30 april, eh pas gw bener-bener mau ambil, panicia sms lagi "blum bu.. nanti tgl 16 mei". Deuh.. bener nih bulan May..? Maybe yes.. maybe no!!"). Nggak ada info lagi berapa persen paper yang keterima, dlsb. So, waktu bikin rekapan, aku mengandalkan info seadanya aja, termasuk ga pake prosiding, soalnya kelamaan booo!! Jadi kumpulan abstrak itu aja yang aku masukin.
Oh ya.. sebenernya aku juga nggak tau lo kalo kumpulan abstrak bisa dikumpulin juga sebage bukti. Taunya secara nggak sengaja, pas mau rekap data penelitian, eh.. ternyata ada satu karya tulisku yang dimuat di kumpulan abstrak, di event UIBL, di Malaysia, padahal waktu itu konon kutanya ke teman lama, selaku orang yang ngajakin ikut event tsb, dan yang dekat ke panitia, sampe sekarang prosidingnya ga ada --> eitsss update, ternyata ada, dlm bentuk softcopy dan didonlot ndiri dari situsnya. Paperku ada, tapi namanya salah di daftar isi, cuma halaman papernya bener... huaaa ... huaaa... pantesan ga ketemu waktu di-googling..). GeJe juga ni event!! Padahal aku bayar lho, pake duit sendiri lagi.. (biasanya yang laen-laen aku nggak pernah bayar pake duit sendiri, alias dibayarin orang) tapi ya sud.. ikhlaskan sajah!!
Ok, kembali ke laptop...
Setelah semua berkas siap, dimulailah perjuangan panjang untuk meraih apresiasi. 
Hambatan pertama, berkas tersebut harus dilengkapi dengan surat pernyataan bhw penelitian tsb ga dibiayai oleh kampus, jadi aku harus mengurus surat tsb ke renbang. Sebenernya isi suratnya cuma selembar doang, menyatakan publikasi ini, itu, anu, dlsb tidak dibiayai, bebas plagiat, bebas racun, bebas bahan pengawet, bebas pestisida..eh.. sejenis itu lah.  Sebelumnya kita juga harus ngurusin berita acara dari perpustakaan yang menyatakan bahwa kita sudah menyerahkan dokumen bukti publikasi ke perpust. Nah.. waktu mau minta ttd ke wakil rektor, eh.. mas yang di renbang balik lagi dengan wajah kusut dan kesel. Masalahnya, katanya wakil rektor ga mau ttd karena surat tsb "GEJE". Apanya yang geje?? katanya bukti-bukti tertulisnya GEJE.. Ya sud, akhirnya aku langsung menemui wakil rektor, yang waktu aku masup ke ruangannya sedang asyik main soliter di komputernya (wkwkwk... aseli bukan pitnah.. emang iya dia lagi asyik main soliter sambil terima telpon). Setelah menutup telpon, dia menjelaskan bahwa surat yang aku bikin itu GEJE karena ga jelas dokumen yang aku serahkan tsb apa bener ada di perpust dlsb, mana buktinya, dlsb. Trus aku jelaskan, kan udah ada di renbang, ada berkas berita acaranya. Trus doski bilang, tapi di surat aku ga ada tuh, ga disebutin.. trus aku bilang.. lha kan surat itu aku contek dari format-format sebelumnya... karena agak keriting ngomongnya, akhirnya aku menyerah dan tembak langsung aja.. maunya gimana si?? Eh.. ternyata doski maunya di surat tsb,  ditambahin kolom baru yang berisi pernyataan petugas perpus bahwa dokumennya dah bener2 diterima.  Daripada banyak omong, ya akhirnya aku buat lagi surat baru sesuai permintaan, jalan lagi ke perpust, naek ke lt2 (capee deh...!) trus minta si petugas ttd di kolom yang udah aku sediakan. Sambil ttd, dibumbuin juga cap, plus nomor dlsb, pokoknya supaya keliatan heboh n seurieus kitu lah.. !
Setelah lengkap, semua berkas tersebut harus diajukan  ke fakultas, dilengkapi dengan surat cinta, trus fakultas nanti akan membuat surat pengantar ke rektor. Masalahnya..... surat pengantar dari fakultas, yang cuma satu lembar itu, yang isinya.... menyimak, menimbang, mengusulkan dlsb, dan dilampiri dengan satu lembar checklist pemenuhan kriteria... NGGAK JADI-JADI JUGA, udah lebih dari sebulan sejak aku menyerahkan berkas. Soooo, berhubung aku ini nggak sabaran, maka mulailah aku melancarkan teror sms kepada petugas fakultas. Tentunya jawaban yang diterima bermacam-macam, mulai dari "berkasnya banyak bu, kan disatukan dgn yang lain, biar sekalian". Oke... trus udah seminggu, aku cek lagi, dah ada blum?? "Eh.. blum sempat bu, saya sibuk, banyak kerjaan laen, masih diantriin, kan kerjaan sya bukan cuma ngurus apresiasi doang..!", oke... tunggu lagi seminggu,sms lagi, jawabnya "Belum bu, masih banyak surat lain yang lebih dulu harus diproses, lagian yang dulu2 juga dah hampir 3 bln blm juga beres di keuangan, kan org keuangan banyak urusannya, bukan cuma ngurus apresiasi aja".  Oke... sampe hampir lewat tengat 2 bulan sejak pertama surat dilayangkan, kesabaranku habis, dan gunakan pendekatan maksa.com. Caranya, ya lewat sedikit maksa, aku tanya sama si bosnya, gimana kalo aku aja yang bantu validasi, nanti si bos tinggal paraf. Si bos setuju juga, karena gimane dia mau ttd kalo suratnya aja blum dibikin. Aku forward sms si bos ke petugas fakultas sehingga akhirnya tanpa banyak cingcong keluar tuh surat pengantar. Ternyata sampe besoknya si bos ga juga mampir ke meja utk ttd atau paraf, so aku ambil inisiatif, dah.. aku aja yang ngisi checklist kriteria, trus dibawa ke rektor utk diproses.
Selang dua tiga hari aku pantau ke oom di rektorat, menurut beliau, surat sudah direspon oleh rektor dan diteruskan ke keuangan. Segera aku pantau ke keuangan, menurut mereka sedang "dievaluasi". OK, dah seminggu aku telpon, orang keuangan njawab.. ."eh.. anu bu.. dari 3 event, yg disetujui cuma satu event aja, yang di ITB doang, soale yang 2 lagi itu ga ada di daftar 100 PT", oooh masa si?? daripada ribet, akhirnya aku meluangkan waktu untuk menemui bosnya keuangan. Darisono dapet penjelasan bahwa UIN-JKT nggak masup 100 PT, dan ITTelkom juga.  Eh.. dengerin ya bos..!! emang UIN-Jkt ga masup 100 PT, tapi ini event international, so, ga ada tu persyaratan bahwa penyelenggara kudu berasal dari 100 PT, baca aja peraturan dari eyang.. Trus si bos baca...baca...baca.. sampe komat-kamit, ga nemu kalimat bahwa utk event international kudu tercantum di 100 PT, akhirnya doski setuju. Trus yang kedua, perkara ITTelkom ga ada di 100 PT, lha iya lah... wong daftar itu keluar taun 2008, sedangkan dulunya ITTelkom itu masih bernama STTTelkom, berarti dah ganti nama, jelas aja nama baru blum ada di daftar sakti eyang tersebut.. beda huruf tau..!! "Oooo... gitu tho?? jadi ITTelkom itu sama aja dengan STTTelkom yang dulu itu tho??"... Iya mbah..!! eh.. iya boss!! Barulah si bos manggut-manggut dan neken persetujuan pada kertas tsb.
Karena dah di teken sama mbah bos, pikiranku pasti ga lama lagi deeh..so, seminggu kemudian, dgn still yakin, aku telpon bagian rektorat, menanyakan apakah sudah ada surat dari keuangan, menurut rektorat, sudah.. sudah dikembalikan lagi.. aah..!! dah deket nih..!! So aku telpon org keuangan tanya2 sudah sampe mana progresnya, apa dah deket nih baunya? Ternyata jawabannya "belum bu.. masih diproses, yang kemaren dari rektorat itu baru pengajuan, kalo rektorat dah acc, baru dibuatkan lagi SK oleh keuangan, dittd lagi sama rektorat.., sekarang kita baru mau buatkan SK-nya". OOOOOOOoooooo, geuning lami keneh... sugan teh tinggal jreng..jreng..jreng..!!
Karena bosen nanya, akhirnya aku diemin aja, sebodo lah...!! Selang 2 minggu, tiba-tiba aku disms sama petugas fakultas, katanya SK dah ada, pake kalimat satir "Selamat ya bu..!!", Idiiih.. namanya juga orang usaha... masa ga boleh sih..!! Jadi sebage basa-basi aku bales "Makasih ya pak atas bantuannya", eh.. rupanya doski ngerti, dijawabnya "sya ga bantu apa2 kok". Halah.. ya sud.. lupakan saja.. dah terlanjur gembira karena SK dah keluar nih..
Besoknya aku cuex slonong masuk ke meja fakultas nyari tuh surat, ketemu deh SK nya.. pas aku baca.. GLEK...GLEK...!! lha kok?? ternyata meleset, yang ITB justru ga di verifikasi sebage event internasional... Koq bisa?? Segera aku melacak lagi ke keuangan. Rupanya.....!! sebelum SK di ttd sama si rektor, si rektor minta cek lagi ke renbang, kali ini yang ngecek bos renbang..(diiih.. bukannya dari kemaren??), dan si bos setelah meneliti dokumen2 menjustifikasi kalo event tsb sebage kls nasional ajah..!! Dasarnya, dari dokumen ternyata para reviewernya tuh manusia lokal semua..!! Whuaaa...whua.. bagemana inpormasi segitu penting bisa kelewat sama aku?? Jelas aku pontang-panting baca dokumen, dan memang, setelah aku baca, TERNYATA, kurang ajarr..!! di buku kumpulan abstrak yang aku serahkan, mereka menuliskan hanya nama-nama LOKAL, berbeda dengan isi di web site nya..!! Waak..!! kacau nih..!! Padahal pesertanya dicantumkan ga kira2 banyaknya, sampe ada sekitar 400 partisipan, dgn jml paper dari luar nagreg juga sekitar 40 an lebih. (Tapi nggak ada laporan juga, berapa yang diterima atau ditolak). Kurang bereputasi gara-gara reviewernya nama lokal semua...? Gimana sih?? Segera aku minta waktu untuk klarifikasi..!
(Tapi jujur, kalo elo dateng ke lapangan pas event ini terselenggara, event ini sebenarnya bercitarasa international, coba aja, yang jadi pembicara tamu juga ngilmuwan macem2 dari berbagai negara, jepun, belanda, parancis, dlsb. Para peserta juga banyak yang berasal dari negara2 tsb, jelas bukan event abal-abal. Ga ngerti lah knapa lagi mereka bisa justifikasi cuma berdasarkan bukti kertas doang..!).
Tapi, ternyata, nama besar tidak menjamin bahwa mereka sanggup mengorganisasikan sesuatu dengan cukup baik, terutama terkait dengan proses administratif!! Pertama, si panitia dari awal emang kurang responsif. Kedua, sulit sekali dihubungi semua nomor telpon yang dicantumkan di websitenya, karena no.tlp tsb emang cuma buat event itu aja, dah itu, ya dikembaliin ke pemiliknya, jadi kalo ditelpon, yang terima cuma ha hu..ha..hu.. ga jelas gitu. So, akhirul kalam, aku kontak astroboy, salah satu channel waktu aku akses info tentang seminar ini. Karena Astroboy adalah old friend, astro boy berjanji mencari informasi. Ternyata infonya emang nggak jelas.... !! Lebih parah, ga jelasnya merambah, misalnya :
  • GEJE, kapan prosiding bakal terbit.. hiyaaa, dah lebih dari 3 bulan sejak event nya lho..! Bahkan sampe posting ini dibuat, blum juga ada tuh wujud prosiding.
  • GEJE, apakah paperku bakal masuk prosiding tsb. Naaah ini dia yang bikin aku kebakaran jenggot. Koq bisa si?? Kan kita dah bayar, dah presentasi, dlsb... Akhirnya aku suratin si ketua panitia, jawabannya juga bikin ga jelas lagi ..
"....Tentang paper anda, tentunya selama ini anda telah dihubungi panitia untuk
perbaikan, atau belum pernah dihubungi panitia?
scientific of commitee sesuai dengan yang tertera pada buku yg dibagikan...."
halaaah.. kacau... kalo ga dihubungi panitia, apakah artinya g bakal dimuat?? Waduh.. gimana nih... trus aku tanya lagi sama astroboy, astroboy suruh nanya ke orang laen. Gimanaa sih, apa ga ada satu suara yang bisa njawab? Ini aku tanya ke orang laen yang katanya menangani urusan paper.., ini jawabannya :
"............Semua full text yang telah dikirim ke kami, pasti akan bisa publish di proceedings, kecuali bbrp full text yg telah diambil dan layak utk publish di JMS dan ITB jurnal setelah melalui beberapa proses review karena dalam hal ini tdk boleh adanya publikasi ganda...."
Nah.. baru rada ngemplong.. tapi tetap tidak menjawab.. siapa sebenarnya dewan reviewernya??
Kayaknya untuk ngejawab pertanyaan tsb, kudu nunggu prosidingnya keluar dulu.. Padahal, sampe sekarang blum keluar....!! Nasiiib..!
So, akhirnya aku putus asa, pasrah dan nerimo, daripada malah nggak dapet sama sekali, aku terima aja deh whatever justification she had made..! Cuma.. ada beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari kasus ini :
  1. Kalo mau ikut event, kudu berfikir jauh ke depan, apakah akan diajukan apresiasi atau tidak. kalo mau diajukan apresiasi, kudu selektif menilai kredibilitas event tersebut, jangan termakan nama besar penyelenggara. Belum tentu institusi hebat mampu menyelenggarakan event dgn kredibilitas tinggi.  Tapi gimana mau menilainya kalo event tsb blum terjadi? Ada beberapa tips, sekedar pengalaman pribadi aja :
    • Liat riwayat event tsb, kalo udah ketiga, keempat, dlsb, maka liat kredibilitas event sebelumnya.
    • Liat nama-nama panitia atau dewan penyelenggara. Makin heboh nama-nama yang dicantumkan, biasanya makin kredible event tersebut
    • Sponsorsip atau dukungan atas event tsb. Kalo banyak dukungan dari kalangan akademik atau komunitas ilmiah, biasanya event tsb kredible. Tapi kalo yang mendukung semacam bank, yang jualan pulsa, dlsb, biasanya event tsb kurang nilai ngilmiahnya.
    • Index, semua prosiding akan diindex oleh siapa? Pilihlah event yang menjanjikan bahwa accepted paper bakal diindex oleh IEEE, scopus, ACM, dlsb.
    • Struktur web site secara keseluruhan, kelengkapan kontent, update konten, informasi terkini, dlsb.  Konten jablay menunjukan bahwa panitia kurang serius. Biasanya panitia yang menjaga reputasi, bikin web nya juga nggak ngasal.
    • Terkait dengan paper :
      • Cara mengirimkan paper. Meski tidak menjadi jaminan, biasanya event yang bereputasi tdk menggunakan email perorangan atau email event utk nerima paper, tapi udah pake layanan posting paper semacam easychair, edas, dll.
      • Deadline paper. Biasanya kalo event tsb laku, deadline paper ketat, nggak ngundur2 melulu nggak jelas. Bahkan ada beberapa event yang menempelkan deadline dengan layanan posting paper. Jadi kalo dah kelewat deadlinenya, kita nggak bisa maksa-maksa kirim paper.
      • Hasil review. Biasanya event yang bereputasi, mengirimkan hasil review berikut masukan dari para reviewernya. Juga dilengkapi dengan info berapa total tingkat penerimaannya, biar kita sadar bahwa ada semacam kompetisi untuk diterima, nggak semua paper ngasal diterima.

Man in tight

Ngetat suretat alias super ketat.. Taooo ga sih elo..??
Kemaren kan ada edaran dengan ttd Eyang dan kop surat rektorat. Isinya.. sing sopo2 yang udah ditugasin ngajar, kudu ngajar sampe 14 kali pertemuan. Kalo nggak masup, kudu ganti sebelum tgl 20 bulan berikutnya... Kalo ga ganti?? kena sanksi deh..!
That's OK...
Trus ceritanya dimulailah masa SP alias semester perbaikan, alias semester pemaksaan. Lha elo tau sendiri kan karakter kebanyakan mhs yang ambil SP - maaf bukan maksud men-generalisir -, biasanya mereka itu grup males surales pas kuliah aselinya, dan cenderung memilih SP karena asumsinya merasa lebih "mudah" lulus.
So, pas minggu pertama SP dimulai, ngaku aja, aku lupa dan nggak nyadar bahwa SP sudah dimulai. Jadwalku, bujubune, jam 7 booo!! Dah tau kalo gue ini impossible dateng jam 7. So, senen kamis minggu pertama aku  nggak bisa dateng, karena belum siap fisik dan mental..ha..ha... alias rada hoream keneh.. Pas Kemis, ada mhs yang nongol di ruangan, mengajukan usulan pindah jadwal.. Kujawab, oke deh.. tapi kudu rundingan ama yang lain dulu...
Singkat cerita, senin minggu kedua aku masuk kelas, Jam 7.35 laah.. karena nggak mungkin jam 7 dah nongol di kampus. Aku ngajar sampe jam 9 kurang lah.. Di depan sekitar 4 orang yang hadir, aku menawarkan kesepakatan perubahan jadwal dan jadwal pengganti untuk seminggu pertama kemaren.  So.. disepakatilah jadwal akan pindah jadi Rabu - Jumat jam 11 dan jam 13, dan untuk jadwal pengganti akan dipake rabu -jumat minggu ini juga.
So.. today aku datang dengan hati gembira ria, setelah berhasil mengusir rasa kesel gara-gara hasil asesment sepikotes ga jelas tsb. Pas duduk di meja, plok, ternyata ada surat.. aku pikir surat undangan biasa... eh.. ternyata surat teguran karena katanya aku belum masuk sama sekali.. Weleh-weleh... Segera aku telpon ke ruang dosen LB utk klarifikasi, dan aku dipersilakan untuk datang langsung. Nothing can compromize by phone in my campus, you've to meet them face to face. Begitu masup ruang LB, ternyata situasi ngobrolnya formal banget booo..!! Dihadapan seorang petugas, dilakukan klarifikasi. Aku jelaskan bahwa senin kemaren aku datang jam 07.30.  Dan menurut petugas, di absensi sudah di-cakra. Konon katanya ada mhs yang langsung mendatangi ruang dosen LB dan ttd di absen sementara karena katanya aku "kelamaan" ga dateng-dateng. Sapa sih?? suerrr aku ga kenal sama tu mhs, telpon g pernah, menghubungi atau tanya2 juga ga pernah...so.. nah ini dia.. solusinya yang membuat aku tercengang-cengang. Konon.. untuk klarifikasi soal "cakra" tsb aku harus melakukan hal-hal sbb :
  1. Membuat surat tertulis kepada kaprodi plus dekan, bahwa aku hadir pada kuliah tsb dan kuliah diundurkan jam mulainya menjadi jam 07.30, dilampirkan juga daftar hadir mhs-nya..Itu untuk me"revisi" status cakra yang berarti ga hadir tsb.... Gileee beneeer...!!
  2. Kalo aku mau menggeser jadwal secara permanen, walaupun cuma geser menit, kudu tetap bikin surat yang sama ke kaprodi dan dekan.
  3. Kalo mau pindah jadwal secara permanen, kudu buat surat cintrong juga ke kaprodi, dekan dan diajukan permiohonan ke bagian apaaa gitu..!!
Busyet dah...!! Pas aku tanya.. eh.. apakah memang prosedur tersebut sudah menjadi aturan tertulis..? Koq gw ga tau sih?? Jawabnya.. "eeeh.. g tau juga.. kita cuma prajurit, silakan tanya ke pihak yang berwenang!!" Soale kita2 para dosen ge-je gini ga tau tuh ada aturan spt itu.. Walah... walah...
Ternyata, dulu, kuliah yang bisa dilakukan made it easy, sms-an, dlsb, sekarang sudah tidak bisa seperti itu lagi. Demi pengetatan kedisilipinan, semuanya harus dibuat dalam prosedur berbelit-belit spt itu. Makesudnye sih baguuus meureun.. cuma pas pelaksanaannya.. apa nggak runyam tuh.. kalo tiap saat si kaprodi n dekan terima surat spt itu, ",Maaf pak, sy tadi dateng telat krn macet, jadi kuliah saya undur 30 menit"... euleuh-euleuh...!!
Tapi. eh.. tapi, ada post note nya loh... waktu aku sedang sibuk ngurusin perubahan jadwal tsb, ada mbak2 cantik seksi dukman (duduk manis) menunggu di ruangan tsb. Ditangannya ada sekumpulan map, sepertinya rekap absen sih. So.. aku tanya "ngajar mbak?", jawabnya... eh.. enggak..... Trus, tak lama kemudian seorang petugas menyerahkan rekapan absensi kehadiran dosen plus penjelasan.. periode kapan sampe kapan.. dan katanya "kalo yang ini sudah dikirim ke atas blum?", si mbak menjawab "blum...!!"  Jiaaah.. dua rius amat tuh pelaksanaan peraturan, sampe-sampe (tebakanku) meng-hire satu dedicated person untuk merekap dan melaporkan dalam periode tertentu langsung ke tangan Eyang...!! Saluuut...saluuut...!!
So... rekans.. beware of men in tight...!!

Ujian Online

Banyak situs ujian online, tapi, secara pribados, saya paling sering menggunakan Classmarker. Gimana caranya..?? Ok, ada beberapa tahap ...